Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 Januari 2018

Fixed Income Notes 18 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 17 Januari 2018  ditutup terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 –3 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami penurunan imbal hasil, sementara itu pada tenor menengah dan panjang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami perubahan sebesar 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak terbatas berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mendorong investor untuk melakukan transaksi di pasar sekunder. Pelaku pasar global masih mencermati data produksi industri mengalahkan ekspektasi dari wall street. Adapun imbal hasil surat utang global maupun regional yang cenderung mengalami kenaikan imbal hasil yang mendorong terjadinya penurunan harga surat utang. 
  • Sementara itu dari dalam negeri, nilai tukar rupiah mengalami tekanan terhadap dollar Amerika jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dimulai pada hari Kamis, 18 Januari 2018. Adapun volume perdagangan pada perdagangan kemarin masih cukup tinggi namun mengalami penurunan jika dibandingkan perdagangan di hari Selasa.  
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap minimnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan. Imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun ditutup dengan kenaikan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 5,532% dan 6,552%. Adapun untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps pada level 6,061% dan untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 6,884%. 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan perubahan yang relatif terbatas. Perubahan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika cenderung mendatar (sideways) sehingga berpengaruh terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik relatif terbatas kurang dari 1 bps pada level 3,052% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas sebesar 2,5 bps. Sementara itu INDO-28 dan INDO-38 masing - masing pada level 3,532% dan 4,393% setelah mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps dengan didorong koreksi harga sebesar 8,5 bps dan 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 ditutup pada level 4,328% dengan dengan kenaikan imbal hasil sebesar 1,5 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu masih cukup besar meskipun terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan yang dilaporkan di hari Selasa, senilai Rp12,97 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,55 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,72triliun dari 93 kali transaksi di harga rata - rata 101,3% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,87 triliun dari 168 kali transaksi di harga rata - rata 106,96. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp303,2 miliar dari 7 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp110 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 101,65% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS013, senilai Rp80 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,2%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, terjadi peningkatan volume perdagangan dari pelaporan sebelumnya, yaitu senilai Rp832,96 miliar dari 50 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp168 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,95% yang diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap II Tahun 2017 Seri A (PIHC01ACN2) senilai Rp80 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,46%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13359,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 22,00 pts (0,16%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 13318,00 hingga 13369,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Yen Jepang (JPY). 
  • Namun demikian, di tengah masih tingginya aliran modal asing yang masuk di pasar Surat Utang Negara, akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 16 Januari 2018, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp30,81 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir tahun 2017. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,581% serta tenor 30 tahun yang ditutup pada level 2,849% di tengah rilisnya data produksi industri yang diluar ekspektasi wall street. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing pada level 0,568% dan 1,302%. 
  • Adapun dari faktor teknikal, harga Surat Utang Negara maish bergerak pada tren konsolidasi harga sehingga masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek. Namun demikian, pelaku pasar perlu mewaspadai terjadinya koreksi harga di tengah harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh beli (overbought) dan mulai terlihatnya adanya sinyal pembalikan arah terhadap beberapa seri Surat Utang Negara dari arah naik menjadi penurunan. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang mulai terbatas, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013, FR0073, FR0058, FR0068, dan FR0072.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk menjadi “idBB+”

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group