Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 Januari 2017

Fixed Income Notes 18 Januari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 17 Januari 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang serta meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah.

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 9 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps.

 

  • Pada awal perdagangan, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder cenderung bergerak terbatas dikarenakan investor yang masih mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Harga Surat Utang Negara mulai menunjukkan peningkatan setelah dari pelaksanaan lelang, jumlah penawaran yang masuk mengindikasikan tingginya minat investor untuk menempatkan dananya pada Surat Utang Negara. Pada lelang kemarin, total penawaran yang masuk mencapai Rp53,69 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor, mengalami peningkatan dari penawaran lelang di awal tahun yang sebesar Rp36,90 triliun.

 

  • Selain faktor lelang, kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah, dimana pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah ditutup menguat seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

 

  • Secara keseluruhan, kedua faktor tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,192% dan tenor 10 tahun sebesar 1 bps di level 7,472%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 7,982% dan untuk tenor 15 tahun justru terlihat mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,737%.
  •  
  • Pegerakan imbal hasil yang mengalami penurunan juga terjadi pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara didukung oleh aksi beli investor setelah harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dalam menjelang akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 2,605% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 4,013% dan 4,955% didorong olah adanya kenaikan harga sebesar 35 bps dan 65 bps.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp11,70 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp7,03 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp4,07 triliun sekaligus yang paling aktif diperdagangkan sebanyak 181 kali transaksi di harga rata - rata 96,45% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,96 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 102,29%.

 

  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp309 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B (BFIN03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp63 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh  perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahap II Tahun 2012 (BNII01SBCN2) senilai Rp30 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,81%.

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 29,00 pts (0,22%) pada level 13333,00 per dollar Amerika setelah bergerak pada kisaran 13299,00 hingga 13383,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin seiring dengan penguatan mata uang regional di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Won Korea Selatan (KRW).

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis positif dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara masih akan menjadi katalis yang akan mendorong kenakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Investor kami perkirakan masih akan mencoba melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder setelah tidak memperoleh alokasi dari hasil pelaksanaan lelang kemarin, dengan pilihan kami perkirakan masih pada tenor 1 - 10 tahun.

 

  • Selain itu peluang kenaikan harga juga akan didukung oleh faktor penguatan rupiah terhadap dollar Amerika, seiring dengan melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah Presiden Amerika terpilih Donald Trump menyatakan bahwa dollar Amerika terlalu kuat sehingga perusahaan Amerika dianggap tidak akan kompetitif dengan perusahaan pesaingnya terutama dari China.

 

  • Adapun faktor eksternal yang juga akan menjadi katalis positif adalah pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,325% setelah kembali diperdagangkan pada hari Selasa di tengah pelaku pasar yang masih menantikan pelantikan Presiden Donald Trump. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan penurunan di level 0,311% dan 1,306% di tengah koreksi yang terjadi pada pasar saham Eropa mendorong investor untuk sementara waktu menempatkan dananya pada aset yang lebih aman.

 

  • Hanya saja kami perkirakan penguatan harga Surat Utang Negara masih akan dibatasi oleh pelaku pasar yang menantikan pelantikan Presiden Amerika Serikat di akhir pekan serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, dimana analis memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%.

 

  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Investor dapat memanfaatkan tren kenaikan harga untuk melakukan strategi trading pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun yang bergerak pada tren kenaikan. Adapun untuk tenor di atas 10 tahun, secara teknikal masih berada pada area konsolidasi seiring dengan belum tingginya minat investor untuk melakukan transaksi pada tenor di atas 10 tahun. Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi seperti seri FR0058, FR0065, FR0068 dan FR0067.

 

  • Pemerintah meraup dana senilai Rp20,35 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170418 (New Issuance), SPN12180104 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 17 Januari 2017. Total penawaran yang masuk pada lelang tersebut senilai Rp53,69 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group