Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 April 2017

Fixed Income Notes 18 April 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 17 April 2017 bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi tengah volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang terlihat mengalami kenaikan imbal hasil hingga sebesar 4 bps yang didorong oleh koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) bergerak terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga sebesar 10 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps.

 

  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin terjadi di tengah rendahnya volume perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder, dimana kami melihat hal tersebut dipengaruhi oleh libur perdagangan dari beberapa pasar keuangan regional. Sementara itu aksi jual investor memanfaatkan momenum kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan sebelumnya mendorong terjadinya koreksi harga terutama pada Surat Utang Negara bertenor pendek. Adapun beberapa harga Surat Utang Negara masih terlihat mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh katalis positif dari surplus neraca perdagangan di bulan Maret 2017.

 

  • Sebagaimana yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan di bulan Maret 2017 mencatatkan surplus sebesar US$1,23 miliar. Surplus neraca perdagangan tersebut diperoleh dari nilai ekspor yang mencapai US$14,59 miliar dan nilai impor yang sebesar US$13,35 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016, nilai ekspor Indonesia tumbuh sebesar 23,55% dan nilai impor juga mengalami pertumbuhan sebesar 18,19%. Negara tujuan eskpor non migas terbesar adalah China yaitu senilai US$1,78 miliar dan sekaligus negara asal impor yang senilai US$2,87 miliar. Dengan pencapaian tersebut, maka di kuartal I 2017 neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus senilai US$3,92 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$40,60 miliar dan nilai impor sebesar US$36,68 miliar.

 

  • Secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun sebesar 2 bps masing - masing di level 6,697% dan 7,029% sementara itu untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun tidak banyak mengalami perubahan di level 7,407% dan 7,658%.

 

  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat terbatas dimana perubahan imbal hasil yang terjadi hingga sebesar 2 bps. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 2,457% sementara itu imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan imbal hasil kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,885% dan 4,829%.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,86 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,58 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp629,09 miliar dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 99,92% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp450,42 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 101,39%.

 

  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,10 triliun dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri A (BBRI02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp427 miliar dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 99,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap IV Tahun 2016 Seri A (MEDC02ACN4) senilai Rp104 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata -rata 100,06%.

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 12,00 pts (0,09%) di level 13286,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13253,00 hingga 13289,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Selain rupiah, mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika adalah Peso Philippina (PHP) dan Rupee India (INR). Adapun mata uang yang mengalami penguatan adalah Baht Thailand (THB) dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY).

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak bervariasi dengan perubahan harga yang masih terbatas. Peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih akan dipengaruhi oleh data surplus neraca perdagangan di bulan Maret 2017.

 

  • Sementara itu dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di kisaran 2,252% setelah sempat turun di bawah level 2,2% yang merupakan posisi terendahnya sejak November 2016 dan imbal hasil dari tenor 30 tahun yang ditutup pada kisaran 2,91%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan, masing - masing di level 0,188% dan 1,046% di tengah pasar saham kawasan Eropa yang mengalami penurunan mendorong investor untuk melakukan pembelian aset yang lebih aman (safe haven asset).

 

  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penurunan harga sehingga akan membatasi peluang kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, terlebih untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang.

 

  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarakan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Selain itu investor dapat mengikuti lelang penjualan Sukuk Negara yang akan diadakan oleh pemerintah pada hari ini, dimana pemerintah berencana menerbitkan Sukuk Negara senilai Rp6 triliun dari lima seri Sukuk Negara yang ditawarkan kepada investor.

 

  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 05102017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 18 April 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 18 April 2017. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi  sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan adalah senilai Rp6 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group