Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

17 Mei 2018

Fixed Income Notes 17 Mei 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 16 Mei 2018 bergerak mengalami kenaikan di tengah pelaku pasar yang masih menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil cukup besar, berkisar antara 1 - 14 bps dimana pada keseluruhan tenor imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 14 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 125 bps. 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh investor yang masih menantikan pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan dimulai pada hari dan berakhir pada hari ini juga, aksi wait and see oleh investor tercermin dari volume perdagangan yang masih terbilang cukup kecil dibandingkan pekan lalu. Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin juga didorong oleh berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan juga.  
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 6,798%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun masing - masing naik sebesar 11 bps di level 7,159% dan 7,739%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 11,5 bps di level 7,636%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan seiring dengan pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang juga cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps di level 4,087% dengan didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 4,521% setelah didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 70 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 terlihat mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 5,105% setelah mengalami koreksi harga sebesar 140 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 11 bps di level 5,012% setelah mengalami koreksi harga sebesar 155 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,46 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp4,02 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,41 triliun dari 57 kali transaksi di harga rata - rata 95,66% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,31 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 93,90%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp953 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Sumberdaya Sewatama I Tahun 2012 Seri B (SSMM01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp224 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi TPS  Food I Tahun 2013 (AISA01) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14097,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 60,00 pts (0,42%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 14070,00 hingga 14109,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Baht Thailand (THB), Rupiah Indonesia (IDR), dan Won Korea Selatan (KRW). Adapun mata uang regional mengalami penguatan yang dipimpin oleh Rupee India (INR), Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari ini. 
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan berakhir pada hari ini waktu setempat diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuan di level 4,50% setelah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar di level 4,25% selama 7 kali Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Adapun pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin cenderung mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 3,104% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 3,223%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami penurunan masing - masing di level 0,615% dan 1,502%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak bervariasninya pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan terlihat sudah mengalami perubahan tren dari tren penurunan menjadi tren kenaikan harga, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek serta harga Surat Utang Negara yang masih berada di area jenuh jual (oversold) membuka peluang adanya aksi beli oleh investor yang akan mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0073, ORI013, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Peringkat MTN MNC Guna Usaha Indonesia ditegaskan pada “idBBB(cg)” 
  • Peringkat Obligasi Subordinasi BRI ditetapkan di “idAA”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group