Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

17 Juli 2018

Fixed Income Notes 17 Juli 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, harga Surat Utang Negara pada perdagangan Senin, 16 Juli 2018 cenderung bergerak mengalami koreksi sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,3 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 2 - 10 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 6 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 15 - 25 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) imbal hasilnya cenderung bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari ini. Namun demikian, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin relatif terbatas, di tengah berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta volume perdagangan yang tidak begitu besar. 
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun sebesar 4 bps masing - masing di level 7,439% dan 7,491%, adapun seri acuan dengan tenor 15 tahun yang mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,804%. Adapun untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 7,970%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, perubahan tingkat imbal hasilnya masih mengalami penurunan ditengah US Treasury yang mengalami kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan sebesar 6,5 bps di level 3,949% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 mengalami penurunan sebesar 7,5 bps di level 4,196% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 55 bps dan INDO-43 mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 4,845% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps, dimana untuk INDO-48 mengalami penurunan sebesar 5,5 bps di level 4,845% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 80 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,04 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp728,2 miliar. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp346 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 98,89% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp301 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 93,03%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp924,6 miliar miliar dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP Tahap I Tahun 2018 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A (NISP03ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp345 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 100,69% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi II Oto Multiartha Tahun 2018 Seri B (OTMA02B) senilai Rp125 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 16,00 pts (0,11%) di level 14394,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14387,00 hingga 14416,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar terhadap mata uang utama dunia. Penguatan mata uang regional pada perdagangan kemarin dipimpin oleh Dollar Singapura (SGD) yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pemerintah pada hari ini berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp10 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Arah pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan ditentukan oleh hasil dari pelaksanaan lelang. 
  • Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 2,860% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama, ditutup naik pada level 0,373% serta surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun yang ditutup naik di level 1,279%.  
  • Dengan pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa agenda ekonomi dalam sepekan kedapan, maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas. Adapun secara teknikla, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan, sehingga hal tersebut masih membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara dimana pemerintah menawarkan dua seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang yaitu FR0064 (15 Mei 2028) dan FR0075 (15 Mei 2038). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03181018 (New Issuance), SPN 12190411 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 17 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group