Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

17 Januari 2019

Fixed Income Notes 17 Januari 2019

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 16  Januari 2019 bergerak beragam dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan yang didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah ditengah kekhawatiran investor terhadap defisit neraca perdagangan yang akan memberikan prospek negatif terhadap pergerakan nilai tukar Rupiah
  • Perubahan tingkat imbal hasil hingga mencapai 6 bps didorong oleh adanya perubahan harga yang mencapai 53 bps dimana Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps ditengah adanya perubahan harga rata-rata sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara bertenor menengah bergerak bervariasi yaitu rata-rata bekisar 1 bps dengan adanya perubahan harga hingga 12 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan dengan rata-rata sebesar 2 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 52 bps. Adapun Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan imbal hasil didapati pada keseluruhan seri dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 15 tahun.
  • Bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah dan respon pelaku pasar terhadap dirilisnya data neraca perdagangan bulan Desember 2018. Para investor khawatir terhadap defisitnya neraca perdagangan Indonesia akan menyebabkan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akan mengalami koreksi yang lebih dalam sehingga menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi wait and see. 
  • Seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan penurunan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga menunjukkan penurunan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,064% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 13 bps. Adapun imbal hasil dari INDO29 dan INDO44 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing sebesar 5 bps di level 4,363% dan 3 bps sebesar 5,074%.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Rabu, 16 Januari 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp 18,06 triliun dari 47 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan terbesar tercatat pada seri FR0070 yaitu sebesar Rp2,808 triliun dari 50 kali transaksi dan diikuti oleh Surat Berharga Negara seri FR0073 dengan volume perdagangan sebesar Rp2,557 triliun dari 23 kali transaksi. Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk dengan seri PBS013 menduduki volume perdagangan Sukuk Negara tertinggi dengan volume Rp279,67 miliar dari 9 kali transaksi dan diikuti oleh Sukuk Negara Ritel dengan seri SR008 yang mencapai volume sebesar Rp268,74 miliar dari 15 kali transaksi.
  • Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp511,05 milair dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap I Tahun 2016 Seri B (BEXI03BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp105,00 miliar dari 5 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri (ADMF04CCN3) senilai Rp100,00 miliar dari 2 kali transaksi. Adapun untuk volume perdagangan terbesar urutan ketiga dan keempat berada pada Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri D  (BEXI03DCN4) dan Obligasi I AKR Corporindo Tahun 2012 Seri B (AKRA01B) yang mempunyai volume perdagangan masing-masing sebesar Rp50,00 miliar dengan 10 kali transaksi dan Rp34,60 dengan 2 kali transaksi.
  • Sementara itu nilai tukar Rupiah ditutup dengan mengalami pelemahan sebesar 37,50 pts (0,27%) di level 14127,50 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan yaitu berada di kisaran 14107,5 hingga 14156,50 per Dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan nilai tukar mata uang regional. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,64% terhadap Dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) menguat sebesar 0,13% terhadap mata uang Dollar Amerika. Adapun mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,27% yang diiringi dengan mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,19% dan mata uang Rupee India (INR) yang melemah sebesar 0,15%.
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kondisi melemah di level 2,724% serta pada tenor 30 tahun terkoreksi selama perdagangan kemarin di level 3,071%. Namun hal tersebut tidak terjadi pada kondisi pasar saham Amerika, dimana indeks saham utamanya mengalami penguatan hingga sebesar 15 bps pada level 7034,69 (NASDAQ) dan indeks DJIA menguat sebesar 59 bps pada level 24207,16. Adapun imbal hasil surat utang Inggris dan Jerman juga terlihat mengalami penurunan, masing - masing di level 1,309% dan 0,222% sedangkan pasar saham di kawasan Eropa rata-rata mengalami penguatan.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih akan bergerak dengan arah perubahan yang beragam di tengah arah pergerakan nilai tukar rupiah dan respon terhadap data neraca perdagangan yang dirilis.
  • Rekomendasi Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dimana pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika masih menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati. Adapun beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati diantaranya adalah sebagai berikut ini: FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0070 dan FR0056. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang cukup menarik adalah FR0058, FR0068, FR0072 FR0075 dan FR0067.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group