Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

17 Januari 2018

Fixed Income Notes 17 Januari 2018

  • Hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta harga surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 16 Januari 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2,3 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor 3 - 16 tahun terlihat mengalami penurunan imbal hasil yang cukup besar. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan hingga sebesar 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah meraup dana senilai Rp25,50 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp72,46 triliun. Jumlah Surat Utang Negara yang dimenangkan tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp17 triliun dan sama dibandingkan pada lelang Surat Utang Negara sebelumnya yang sebesar Rp25,50 triliun meskipun jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di Surat Utang Negara tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Selain hasil lelang, katalis positif juga berasal dari pergerakan harga Surat Utang Negara di kawasan regional yang juga bergerak turun. Kenaikan harga Surat Utang Negara di kawasan regional mendorong terjadinya penurunan imbal hasil dimana penurunan tersebut terjadi pada sebagian besar Surat Utang Negara kecuali Surat Utang Negara Jepang, India, dan Malaysia yang justru mengalami kenaikan. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 1 bps di level 5,528%, 10 tahun sebesar 1,5 bps di level 6,035%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 2,5 bps di level 6,552%, dan 6,873%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih tidak mengalami perubahan dibandingkan di akhir pekan lelang di tengah liburnya pasar perdagangan di Amerika Serikat pada perdagangan kemarin. Adapun INDO-23, INDO-28, INDO-38, dan INDO-48 tidak mengalami perubahan masing masing - masing di level 3,054%, 3,536%, 4,401%, dan 4,336%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp26,70 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp17,49 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,57 triliun dari 211 kali transaksi di harga rata - rata 106,31% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp5,39 triliun dari 131 kali transaksi di harga rata - rata 100,18%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp862 miliar dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp467 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,07% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS017, senilai Rp200 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 99,37%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp983,01 miliar dari 53 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap II Tahun 2017 Seri B (ISAT02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,56% dan diikuti oleh Obligasi III Bank BTPN Tahap II Tahun 2017 Seri B (BTPN03BCN2) senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,03%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13338,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan terbatas sebesar 6,00 pts (0,04%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13319,00 hingga 13340,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Rupee India (INR) yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Baht Thailand (THB).  
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih akan cenderung mengalami kenaikan didukung oleh katalis dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, masih tingginya minat investor terhadap Surat Utang Negara akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang masih cenderung bergerak dengan mengalami penurunan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,539%. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun yang masing - masing ditutup pada level 0,553% dan 1,303%. 
  • Secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum telah menunjukkan sinyal perubahan arah pergerakan tren dari naik menjadi turun, sehingga membuka peluang terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara. Adapun harga Surat Utang Negara yang masih berada di area jenuh beli membuka peluang adanya aksi ambil untung oleh investor dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami masih menyarankan strategi trading bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0068, dan FR0072.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp25,5 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03180417 (New Issuance), SPN12190104 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 16 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group