Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

16 November 2017

Fixed Income Notes 16 November 2017

  • Surplus neraca perdagangan di bulan Oktober 2017 serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 15 November 2017 jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 4 - 13 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 15 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi pembelian investor sebagai respon atas data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Oktober 2017 terjadi surplus neraca perdagangan sebesar US$895 Juta yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$15,09 miliar dan nilai impor yang sebesar US$14,19 miliar. Dengan surplus neraca perdagangan di bulan Oktober 2017 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan surplus sebesar US$12,09 miliar. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara dimana dengan adanya surplus tersebut akan mendorong peningkatan cadangan devisa sehingga akan menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ekspektasi penguatan dollar Amerika di tengah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah jelang dimulainya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Sehingga secara keseluruhan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,249% (-1,5 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,110% (-1 bps), sementara itu tenor 10 tahun dan tenor 20 tahun terlihat bergerak relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing pada level 6,635% dan 7,308%. 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak turun. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan dengan terbatas kurang dari 1 bps di level 2,306% didorong kenaikan harga yang juga terbatas sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27, INDO-37 dan INDO-47 masing - masing ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps di posisi 3,674%, 4,525% dan 4,595% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1 bps, 10 bps, dan 2 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp13,45 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,96 triliun dari 255 kali transaksi di harga rata - rata 103,40% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0034 senilai Rp3,00 triliun dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 120,82%. 
  •  Sedangkan volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,34 triliun dari 53 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 (BNLI02SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp230 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,51% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap V Tahun 2017 Seri B (MEDC02BCN5) senilai Rp120 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,04%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 16,00 pts (0,11%) pada level 13535,00 per dollar Amerika setelah bergerak pada kisaran 13532,00 hingga 13549,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tersebut seiring dengan penguatan mata uang regional di tengah pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sedangkan hanya mata uang Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan didorong oleh surplusnya neraca perdagangan bulan Oktober 2017 yang akan menjadi katalis positif penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia serta dari surat utang global yang cenderung mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,322% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga ditutup turun di level 2,764%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup turun pada level 0,367% dan 1,288%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih dengan adanya sinyal pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih menunjukkan sinyal tren kenaikan harga pada keseluruhan tenor memberikan peluang kembali terjadinya kenaikan harga pada perdagangan hari ini serta dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum tren kenaikan harga. Beberapa pilihan yang masih menarik diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0073, FR0068, dan FR0072.
  • Neraca perdagangan di bulan Oktober mencatatkan surplus sebesar US$895 juta.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat BCA Finance di “idAAA”
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat “idBBB-” untuk PT Perikanan Nusantara (Persero) dan MTN.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group