Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

16 Juli 2018

Fixed Income Notes 16 Juli 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 13 Juli 2018 ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah pergerakan surat utang global yang cendeurng mengalami penurunan imbal hasilnya. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunn imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 6 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 13 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan hingga sebesar 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Pelaku pasar masih menantikan beberapa data yang akan di rilis apda pekan ini dari dalam maupun luar negeri. Adapun dari dalam negeri, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 17 Juli 2018 turut membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara terutama pada seri - seri yang akan di lelang, yaitu FR0063, FR0064 dan FR0075. 
  • Dengan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di akhir pekan tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan juga cenderung terbatas, dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun ditutup dengan mengalami perubahan sebesar 2,5 bps dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya masing - masing di level 7,383%, 7,450% dan 7,800%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun, imbal hasilnya terlihat mengalami penurunan sebeasr 1,5 bps di level 7,974%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan seiring penurunan imbal hasil US Treasury di akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-43 ditutup dengan penurunan sebesar 4 bps masing - masing di level 4,006% dan 4,267% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps dan 60 bps. Adapun INDO-28 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4,5 bps di level 4,267% didorong oleh kenaikan harga sebesar 60 bps. Sementara itu INDO-48 imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 4.715% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan di hari Kamis, yaitu senilai Rp9,68 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,21 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,37 triliun sekaligus yang paling sering diperdagangkan, yaitu sebanyak 40 kali transaksi di harga rata - rata 93,73% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp788 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 95,68%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,88 triliun dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,15 triliun dan juga yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 17 kali transaksi di harga rata- rata  100,05% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap III Tahun 2017 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A (NISP02ACN3) senilai Rp185 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,56%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 12,00 pts (0.08%) di level 14378,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas dengan arah perubahan yang berfluktuasi pada kisaran 14353,00 - 14383,00 per dollar Amerika. Meskipun bergerak dengan mengalami penguatan di akhir pekan, nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir menunjukkan pelemahan seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia masih akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Sempat mengalami penguatan jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pertengahan bulan Maret 2017, nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia yang tercermin dalam dollar Indeks terus mengalami penurunan. Hal tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di negara berkembang termasuk Surat Utang Negara Indonesia, karena dengan pelemahan mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasil dari surat utang negara berkembang menjadi lebih menarik. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang Amerika kembali ditutup dengan penurunan di tengah pelaku pasar yang menantikan rencana kebijakan kesehatan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat menggantikan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Obama. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 2,418% sementara itu untuk tenor 30 tahun ditutup turun pada kisaran 3,002%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,403% dan 1,198%. Hal tersebut kami perkirkan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek peluang terjadinya kenaikan harga masih akan terjadi. Hanya saja dengan kondisi harga Surat Utang Negara yang juga telah memasuki area jenuh beli (overbought) yang terjadi sejak kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir, kami perkirakan akan membatasi kenaikan harganya di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor yang menginginkan untuk menempatkan dananya pada Surat Utang Negara dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah selain dapat memberlinya di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0066, FR0038, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0053 untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek serta FR0070, FR0071, FR0073 dan FR0078 untuk tenor menengah dan panjang. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp494 miliar.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAAA” untuk PT Bank CIMB Niaga Tbk. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat PT  Mandiri Tunas Finance di “idAA+”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group