Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

16 Agustus 2018

Fixed Income Notes 16 Agustus 2018

  • Defisit neraca perdagangan di bulan Juli 2018 serta tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 15 Juli 2018. 
  • Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 4 - 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 50 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi ambil untung investor sebagai respon atas data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Juli 2018 terjadi defisit neraca perdagangan sebesar US$3,09 miliar yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$16,24 miliar dan nilai impor yang sebesar US$18,27 miliar. Dengan defisit neraca perdagangan di bulan Juli 2018 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan defisit sebesar US$3,08 miliar. Hal tersebut menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara dimana dengan adanya defisit tersebut akan mendorong penurunan cadangan devisa sehingga akan mengurangi kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ekspektasi penguatan dollar Amerika di tengah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. 
  • Selain itu, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Namun secara keseluruhan, ditengah kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin masih mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan ke arah penurunan dengan tenor 5 tahun berada pada level 7,757 % (-1 bps), tenor 10 tahun berada pada level 7,957% (-2 bps), tenor 15 tahun berada pada level 9,331% (-1,5 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 8,374% (-2 bps). 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak turun di tengah krisis keuangan di Turki. Namun pergerakan untuk keseluruhan tenor masih terlihat pergerakan yang terbatas pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23, INDO-28, dan INDO-43 masing - masing ditutup naik relatif terbatas kurang dari 1 bps di posisi 4,001%; 4,358%; dan 4,919% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas berkisar antara 1 - 5 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-48 ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps di level 4,781% setelah mengalami kenaikan harga yang juga terbatas sebesar 1,5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp15,63 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0065 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,06 triliun dari 106 kali transaksi di harga rata - rata 88,6% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp2,65 triliun dari 128 kali transaksi di harga rata - rata 88,2% 
  • Sedangkan volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,00 triliun dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Indomobil Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (IMFI03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp275 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,13% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 (BBKP01SBCN1) senilai Rp102 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,73%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 19,00 pts (0,13%) pada level 14600,00 per dollar Amerika setelah bergerak pada kisaran 14570,00 hingga 14651,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tersebut seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia ditengah krisis keuangan di Turki yang mendoron gpelaku pasar mencari aset aman lainnya. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,899% setelah sempat berada pada kisaran 2,900%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun pada level 0,326% dan 1,265%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih menunjukkan sinyal tren sideways harga pada keseluruhan tenor memberikan peluang kembali terjadinya terbatasnya pergerakan harga pada perdagangan hari ini. Hanya saja terbatasnya pergerakan harga akan cendeurng mengalami kenaikan didorong oleh adanya sinyal bahwa beberapa seri Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor telah mendekati area jenuh jual (oversold). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum tren kenaikan harga. Beberapa pilihan yang masih menarik adalah seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075, FR0067.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 0822019 (reopening), SPN-S 08052019 (reopening), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 21 Agustus 2018.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAAA” untuk Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi     Indonesia Tbk dan obligasi Perusahaan 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group