Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

16 Agustus 2017

Fixed Income Notes 16 Agustus 2017

  • Aksi beli oleh investor dorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 15 Agustus 2017 di tengah meredanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. 
  •  Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. 
  • Harga Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi beli oleh investor di tengah meredanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara di semenanjung Korea, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih terlihat terbatas, dimana investor juga masih mencermati perkembangan data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang disampaikan pada perdagangan kemarin di tengah nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan terbatas pada perdagangan di hari Selasa telah mendorong terjadinya penurunan terbatas imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing kurang dari 1 bps di level 6,605% dan 6,880%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,562%. Sedangkan untuk tenor 15 tahun mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 7,305%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan dibandingkan perdagangan di hari Senin. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 ditutup dengan mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,128% dan 3,618% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 2 bps dan 6 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 terlihat megalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,562% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,539% didorong kenaikan harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp10,85 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,86 triliun. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,20 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 99,18% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,34 triliun dari 39 kali transaksi di harga rata - rata 100,46%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp528,36 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap I Tahun 2013 (APLN01CN1) mejadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp112 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap V Tahun 2017 Seri A (BEXI03ACN5) senilai Rp70 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 12,00 pts (0,08%) di level 13361,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13338,00 hingga 13365,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah keseluruhan mata uang regional yang bergerak juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang mencatatkan defisit sebesar US$27 miliar. Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan yang terjadi pada Juli 2017 tidak terlepas dari pengaruh kenaikan harga barang impor dan peningkatan kegiatan investasi domestik. Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan membaik seiring prospek perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Bank Indonesia terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik karena dapat mempengaruhi neraca perdagangan dan kegiatan ekonomi domestik secara keseluruhan. 
  • Adapun dari faktor eskternal, pergerakan imbal hasil surat utang global cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan akan menjadi katalis negatif pada perdagangan Surat Utang Negara di hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 2,273% seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun di level 2,847% dibandingkan dengan perdagangan di hari Selasa. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,436% dan 1,081%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara dengan tenor jangka pendek mengalami tren kenaikan. Sementara itu harga Surat Utang Negara dengan tenor jangka panjang mengalami tren konsolidasi. Sehingga kami perkirakan pergerakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek akan cenderung mengalami kenaikan, namun dengan harga Surat Utang Negara yang telah memasuki area jenuh beli maka investor juga harus mewaspadai aksi ambil untung yang akan dilakukan pelaku pasar. 
  • Rekomendasi : Kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini sehingga kami sarankan kepada investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga tersebut untuk melakukan strategi trading. Adapun bagi investor, kami masih merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih memberikan tingkat imbal hasil yang cukup menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0056, FR0065, ORI013, dan FR0068. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp5,71 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 15 Agustus 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group