Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

15 September 2017

Fixed Income Notes 15 September 2017

  • Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika masih menjadi katalis negatif yang mendorong imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 14 September 2017 mengalami kenaikan di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 4 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 10 - 19 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 6 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 1 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 7 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 - 40 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang menjadikan pelemahan ketiga dalam tiga hari berturut - turut di tengah pelaku pasar yang mencermati data inflasi Ameirka yang mengalami kenaikan sehingga meningkatkan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika pada tahun ini. Hal tersebut menjadi katalis negatif yang mendorong pelaku pasar untuk melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 6,043% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan 9 bps di level 6,504% serta imbal hasil tenor 15 tahun ditutup dengan kenaikan 11 bps di level 7,039%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 7,246%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika ditutup dengan kenaikan. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya di tengah penurunan imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 di tutup mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 2,067% dan 4,388% setelah mengalami koreksi harga sebesar 2 bps dan 15 bps. Adapun INDO-27 ditutup mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 3,411% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps serta imbal hasil INDO-47 juga ditutup mengalami kenaikan sebesar 3 bps pada level 4,397% didorong oleh koreksi harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,78 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,38 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,16 triliun dari 96 kali transaksi di harga rata - rata 102,95% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,62 triliun dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 104,41%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp720,73 miliar dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 (TAXI01) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp198 miliar dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 27,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap I Tahun 2015 Seri C (BEXI01CCN1) senilai Rp85,5 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,33%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam tiga hari berturut - turut di level 13251,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 50,00 pts (0,37%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13228,00 hingga 13255,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia di tengah .Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sementara itu mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan jelang rilisnya data neraca perdagangan pada perdagangan hari ini yang diperkirakan oleh para ekonom mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya.   
  • Adapun perdagangan surat utang global pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan namun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas pada level 2,186% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,194% seiring dengan imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga mengalami penurunan di level 2,768% di tengah data inflasi yang mengalami peningkatan serta angka pengangguran yang mengalami penurunan. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,412% dan 1,233%. Bervariasinya pergerakan imbal hasil tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area jenuh beli (overbought) dengan masih menunjukkan tren kenaikan sehingga masih membuka peluang kenaikan harga yang terbatas untuk beberapa seri. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  •  Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03171221 (New Issuance), SPN12180607 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0075 (Reopening), dan FR0076 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 19 September 2017. 
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen) tenor 3 tahun serta memiliki jaminan saham MNCN 125%.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group