Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

15 November 2017

Fixed Income Notes 15 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 14 November 2017 bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang bervariasi merespon hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih relatif terbatas, berkisar antara 1 - 2 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) relatif bergerak terbatas, mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 1 bps setelah mengalami perubahan harga berkisar antara 1 - 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 8 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil hingga sebesar 1 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. 
  • Sejak awal perdagangan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin relatif terbatas dengan cenderung mengalami koreksi harga. Investor masih mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Terbatasnya pergerakan harga juga dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan data neraca perdagangan Oktober 2017 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik. 
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp19,40 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp38,92 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp22,50 triliun meskipun masih di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun. Setelah pengumuman hasil lelang, harga Surat Utang Negara bergerak bervariasi dimana pada Obligasi Negara seri FR0075, pergerakan harganya mengalami penurunan setelah hasil lelang menunjukkan bahwa tingkat imbal hasil yang dimenangkan lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan di pasar sekunder maupun dari posisi penutupan sebelumnya. 
  • Namun demikian, secara keseluruhan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung bergerak bervariasi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tidak banyak mengalami perubahan pada perdagangan kemarin, masing - masing di level 6,646% untuk tenor 10 tahun, 7,124% untuk tenor 15 tahun, 7,316% untuk tenor 20 tahun. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 6,273%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan ditengah penurunan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 masing - masing mengalami kenaikan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 3,674% dan 4,522% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 4 bps dan 2 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,314% setelah mengalami koreksi harga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-47 ditutup dengan mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps pada level 4,596% didorong oleh kenaikan harga sebesar 12,5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di awal pekan, seiring dengan adanya pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp16,80 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp7,11 triliun dari 172 kali transaksi di harga rata - rata 102,37% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp3,00 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 102,16%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp549,5 miliar dari 50 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140 miliar dari 3 kali transaksi di harga 102,37% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 Seri B (ISAT02BCN1) senilai Rp38 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,98%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas, sebesar 1,00 pts (0,01%) di level 13551,00  per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang perubahan yang terbatas pada kisaran 13531,00 hingga 13566,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut di tengah pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti Rupee India (INR) serta Dollar Singapura (SGD). Adapun mata uang regional yang mengalami pelemahan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak kenaikan menjelang pengumuman data neraca perdagangan bulan Oktober 2017. Analis memperkirakan bahwa di bulan Oktober 2017 mengalami surplus sebesar $1,60 triliun. 
  • Semantara itu harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil di pasar surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,375% dari posisi penutupan sebelunya di level 2,407%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami penurunan di level 0,394% adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami penurunan di level 1,313%. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi mata uang rupiah paupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, namun harga Surat Utang Negara masih terlihat mengalami tren kenaikan sehingga kami perkirakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek akan cenderung mengalami kenaikan. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih berfluktuasi. Pilihan seri Surat Utang Negara yang kami anggap masih menarik adalah seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013 dan FR0068. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp19,40 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03180215 (New Issuance), SPN12181115 (New Issuance), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 14 November 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group