Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

15 Mei 2018

Fixed Income Notes 15 Mei 2018

  • Membaiknya data BOP Current Account mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 14 Mei 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3,0 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 8 bps didorong oleh adanya adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang kembali melanjutkan penurunan pada perdagangan di akhir pekan didorong oleh katalis positif dari data BOP Current Account Balance. Indonesia mencatat defisit Current Account sebesar 5500 USD Juta pada kuartal pertama 2018, setara dengan 2,15 persen dari PDB. Rekening Giro di Indonesia rata-rata -785,84 USD Juta dari 1981 hingga 2018, mencapai tertinggi sepanjang masa 3795 USD Juta pada kuartal ketiga 2006 dan rekor terendah -10125.60 USD Juta pada kuartal kedua 2013. 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun sebesar 7 bps di level 6,757%. Adapun imbal hasil dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing turun sebesar 4,5 bps di level 7,048% dan 7,485%. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 20 tahun ditutup dengan penurunan imbal hasil sebesar 5 bps di level 7,638%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya justru mengalami kenaikan yang terbatas dimana kenaikan tersebut terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-38 ditutup naik sebesar 1 bps masing - masing di level 4,004% dan 4,992% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 5 bps dan 15 bps. Sementara itu imbal hasil dar INDO-28 ditutup dengan kenaikan sebesar 2 bps di level 4,397% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps dan imbal hasil dari INDO-48 ditutup naik sebesar 3,5 bps di level 4,853% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan di akhir pekan ditengah pelaku pasar yang masih menantikan data neraca perdagangan Indonesia pada bulan April yang akan disampaikan pada hari ini, senilai Rp8,16 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,39 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,22 triliun dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 95,41% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,06 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 94,16%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,07 triliun dari 56 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A (ISAT02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp875 miliar dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi TPS Food I Tahun 2013 (AISA01) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah sebesar 13,00 pts (0,09%) di level 13973,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13957,00 hingga 13993,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang bervariasi terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Dollar Singapura (SGD) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW). Adapun mata uang Rupee India (INR) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh ekspektasi surplusnya neraca perdagangan pada hari ini serta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang kembali berpeluang untuk mengalami penguatan. 
  • Namun koreksi harga surat utang global pada perdagangan kemarin akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Koreksi harga tersebut mendorong imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun naik di level 3,002% di tengah data inflasi yang tidak sesuai ekspektasi pelaku pasar. Sementara itu, koreksi harga juga telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) di level 0,610% dan surat utang Inggris (Gilt) di level 1,472% setelah investor melakukan aksi ambil untung. 
  • Adapun dari dalam negeri, pemerintah pada hari ini kembali mengadakan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target penerbitan senilai Rp4 triliun dari enam ser SBSN yang ditawarkan kepada investor. Jumlah penawaran yang masuk pada lelang hari ini kami perkirakan akan cukup kecil ditengah keadaan ekonomi cukup berfluktuasi sebagaimana lelang dua pekan lalu terbilang cukup tidak sukses. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih menunjukkan arah tren pergerakan harga yang masih mengalami tren penurunan harga sehingga kami perkirakan akan membuka peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. Namun, adanya peluang aksi beli oleh investor ditengah harga Surat Utang Negara yang masih berada di area jenuh jual. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada inestor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang serta membutuhkan penempatan dana di instrumen Syariah, dapat mengikuti lelang hari ini dimana untuk seri PBS002, PBS004, PBS012, PBS016, dan PBS017 menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 03112018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group