Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

15 Januari 2018

Fixed Income Notes 15 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 12 Januari 2018 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cenderung mengalami penurunan yang lebih besar imbal hasilnya dibandingkan dengan tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 5 bps seiring dengan kenaikan harga yang hanya berkisar antara 20 - 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Meredanya informasi pengurangan stimulus oleh Bank Of Japan  terhadap pembelian obligasi dengan tenor 10 tahun maupun kurang dari 10 tahun. Adapun kenaikan harga yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor meredanya tekanan terhadap rupiah Indonesia yang mendorong pelau pasar melakukan aksi beli terhadap Surat Utang Negara dengan volume perdagangan yang masih cukup tinggi pada perdagangan di akhir pekan kemarin.  
  • Dengan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara, kenaikan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 7,5 bps di level 5,544%, untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 6,038%, sementara itu imbal hasil tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 3,5 bps masing - masing di level 6,567% dan 6,891%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan untuk tenor pendek sedangkan mengalami kenaikan untuk tenpr panjang. Seiring dengan koreksi yang terjadi pada perdagangan surat utang global, Imbal hasil dari INDO-23, INDO-28 dan INDO-38 masing - masing ditutup dengan mengalami perubahan terbatas kurang dari 1 bps di level 3,054%; 3,538% dan 4,401% setelah mengalami perubahan harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. Sementara itu INDO-48 ditutup mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,334% dengan didorong koreksu harga sebesar 35 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp13,14 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,20 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp4,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,01 triliun dari 147 kali transaksi di harga rata - rata 115,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,56 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 113,65%.
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,33 triliun dari 8 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,05 dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 101,20% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS011, senilai Rp990 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 112,25%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp327,84 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Indofood Sukses Makmur VII Tahun 2014(INDF07) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp60 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata – rata 104,23% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VI Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) senilai Rp30 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,75%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 47,00 pts (0,35%) pada level 13353,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13346,00 hingga 13373,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah BOJ mengurangi stimulus pembelian obligasi. Yen China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami PENGUATAN terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) dan Baht Thailand (THB). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) dalam sepekan ditutup melemah terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara di hari Rabu, 15 januari 2017. sementara adanya pelaksanaan penjualang lelang akan mendorong koreksi harga Surat Utang Negara pada hari ini. 
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 16 Januari 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0064, FR0065 dan FR0075. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,550% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup naik masing - masing pada level 0,574% dan 1,333%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area jenuh beli, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013, FR0073, FR0058, FR0068, dan FR0072. 
  •  Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp3,725 triliun.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan kembali peringkat “idA” untuk PT SIantar Top Tbk dan Obligasi Berkelanjutan I/2016.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group