Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 September 2017

Fixed Income Notes 14 September 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 13 September 2017 kembali mengalami kenaikan  seiring dengan kembali tertekannya nilai tukar rupiah di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 2 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 7 - 10 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 7 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 75 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam dua hari berturut - turut di tengah pelaku pasar yang menantikan disampaikannya data inflasi Amerika Serikat pada perdagangan hari ini di tengah sepekan kemarin imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan imbal hasil yang cukup besar di tengah imbal hasil surat utang global yang melanjutkan tren kenaikan. Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya koreksi harga. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 5,989% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing ditutup dengan kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 6,414% dan 6,932%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,182%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang terlihat cukup terbatas mendorong pergerakan imbal hasilnya bergerak dengan terbatas. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami penurunan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, INDO-37, dan INDO0-47 masing - masing ditutup mengalami kenaikan yang terbatas kurang dari 1 bps pada level 2,065%, 3,386%, 4,379%, dan 4,371% setelah mengalami kenaikan harga yang juga terbatas masing - masing sebesar 1 bps, 2 bps, 8 bps, dan 4 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,20 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,89 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,01 triliun dari 76 kali transaksi di harga rata - rata 103,33% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR61 senilai Rp1,99 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 104,2%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp263,49 miliar dari 45 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap V Tahun 2015 Seri B (BEXI02BCN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp34 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,51% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 (TAXI01) senilai Rp30 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 28,49%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam dua hari berturut - turut di level 13201,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 1,00 pts (0,01%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13197,00 hingga 13216,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia di tengah menguatnya mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) dan Dollar Hongkong (HKD). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan masih berlanjutnya kenaikan imbal hasil dari surat utang global. 
  • Adapun perdagangan surat utang global pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,194% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,167% di tengah investor yang menantikan disampaikannya data inflasi Amerika pada hari ini. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,405% dan 1,143%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area jenuh beli (overbought) dengan masih menunjukkan tren kenaikan sehingga masih membuka peluang kenaikan harga yang terbatas untuk beberapa seri. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0068, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073 dan FR0065. 
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen) tenor 3 tahun serta memiliki jaminan saham MNCN 125%. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAA-” untuk peringkat obligasi PT Mitra Adiperkasa Tbk.
  • PT Summarecon Agung Tbk dipertahankan pada peringkat “idA+” oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group