Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 November 2017

Fixed Income Notes 14 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 13 November 2017 kembali bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,7 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara hanya tenor 1 tahun yang mengalami penurunan sedangkan sisanya mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 7 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan dengan perubahan sebesar 1 - 6 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak mengalami kenaikan dengan perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang tidak cukup besar dan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelunya. Investor juga masih menantikan data neraca perdagangan yang akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan sebagimana yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik. 
  • Dengan terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun ditutup naik sebesar 2 bps, masing - masing pada level 6,292% dan 6,653%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 7,129%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7,325%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang bervariasi. Terbatasnya perubahan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 2,306% setelah mengalami koreksi harga sebesar 2 bps, sementara itu INDO-37 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,521% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps masing - masing di level 3,671% dan 4,603% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp5,00 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,49 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,03 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 102,76% dan diiktui oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp475,1 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 105,95%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP2,51 triliun dari 53 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp715 miliar dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank CIMB Niaga Tahap III Tahun 2017 Seri A (BNGA02ACN3) senilai Rp440 miliar dari 16 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 9,00 pts (0,19%) pada level 13552,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan di kisaran 13543,00 hingga 13613,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang mengalami mengalami pergerakan yang bervariasi terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan walaupun terbatas. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,407%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan di level 0,420% dan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup dengan penurunan di level 0,420%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan tiga seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0061 (2022), FR0059 (2027) dan FR0075 (2038).
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180215 (New Issuance), SPN12181115 (New Issuance), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 14 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group