Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Maret 2018

Fixed Income Notes 14 Maret 2018

  • Hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 13 Maret 2018 di tengah berlanjutnya penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3,6 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan arah yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 10 bps yang didoromg oleh perubahan harga yang sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 4 - 5 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Sempat bergerak terbatas di awal perdagangan, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan setelah hasil dari pelaksanaan lelang menunjukkan tingginya minat investor yang masuk pada lelang penjualan Surat Utang Negara yang tercermin pada jumlah penawaran yang masuk. Total penawaran yang masuk senilai Rp46,47 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penawaran lelang dua pekan sebelumnya yang senilai Rp41,08 triliun dimana pada saat itu pelaku pasar masih mencermati nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahahan di tengah kebijakan Presiden Trump mengenai perang dagang. 
  • Dari hasil lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp23,45 triliun dari keseluruhan seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp17,0 triliun serta mengalami peningkatan dari hasil yang didapat dari lelang sebelumnya yang senilai Rp23,10 triliun seiring dengan cukup kompetitifnya imbal hasil yang diminta oleh investor. Hasil dari lelang tersebut menjadi katalis positif di pasar sekunder, dimana harga Surat Utang Negara setelah pelaksanaan lelang mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. Adapun masih berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini menjadi katalis positif pada perdagangan kemarin yang mendorong suksesnya lelang penjualan Surat Utang Negara pada peradangan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bertenor 5 tahun sebesar 4,5 bps di level 6,168%, 10 tahun sebesar 2,5 bps di level 6,734%, dan 15 tahun sebesar 4 bps di level 7,062%. Adapun untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya perubahan sebesar 3 bps di level 7,356%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan di tengah penurunan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23, INDO-28, INDO-38 dan INDO-48 yang relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan pada perdagangan sebelumnya masing - masing di level 3,785%; 4,155%; 4,827%; dan 4,788% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 1 bps dan 6 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin senilai Rp14,46 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Senin. Peningkatan volume perdagangan didorong oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp7,88 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,22 triliun dari 89 kali transaksi di harga rata - rata 95,98% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,02 triliun dari 71 kali transaksi di harga rata - rata 102,35%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,45 triliun dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap IV Tahun 2018 Seri C (BFIN03CCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp270 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap II Tahun 2017 (SMRA02CN2) senilai Rp260 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,16%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 13,00 pts pada level 13752,00 per dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13738,00 hingga 13765,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional yang mengalami penguatan dipimpin oleh mata uang Rupee India (INR) dan Baht Thailand (THB). Adapun Yen Jepang (JPY) dan Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dengan peluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang pada hari Selasa. Dengan didorong oleh tren penurunan imbal hasil surat utang global maupun penguatan nilai tukar rupiah. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,844% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,099%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Bund) ditutup pada level 0,617% dan 1,484%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung menurun, kami perkirakan akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren sideways harga. Hanya saja harga secara teknikal masih berada pada area jenuh jual (oversold) sehingga membuka peluang adanya aksi beli oleh investor pada jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah mulai terbatasnya pegerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang mmeiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp23,45 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 03180614 (New Issuance), SPN 12190314 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening) dan FR0076 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 Maret 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group