Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Juli 2017

Fixed Income Notes 14 Juli 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 13 Juli 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil dari surat utang global sebagai respon atas testimoni Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 13 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 4 - 10 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak  dengan mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 13 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin disebabkan respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa rencana Bank Sentral Amerika untuk mengurangi balance sheetnya secara bertahap, namun pelaku pasar mewaspadai dampak dari kenaikan imbal hasil dari US Treasury yang pada perdagangan semalam ditutup dengan mengalami kenaikan sebagai respon atas kemungkinan Bank Sentral Eropa yang akan mengurangi stimulusnya di bulan September menyebabkan imbal hasil surat utang global di Eropa dan Amerika mengalami kenaikan sebagai respon atasu rencana kebijakan ECB tersebut.  
  • Hal tersebut turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan di akhir pekan perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 11,5 bps masing - masing di level 6,771% untuk tenor 5 tahun, di level 6,943% untuk tenor 10 tahun, di level 7,429% untuk tenor 15 tahun dan di level 7,719% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 2,258% dan INDO-27 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,798% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 1 bps dan 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 3,5 bps dan 5 bps di level 4,696% dan 4,640% setelah mengalami kenaikan harga berkisar antara 50 - 85 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada perdagangan di hari Rabu, namun masih terlihat cukup aktif dengan volume sebesar Rp10,09 triliun dari 30 seri Surat Utang negara yang diperdagangkan, dengan volume seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,87 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,98 triliun dari 111 kali transaksi di harga rata - rata 105,91% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,55 triliun dari 111 kali transaksi di harga rata - rata 101,3%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan obligasi korporasi senilai Rp1,18 triliun dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap I Tahun 2017 Seri A (BBTN03ACN1)menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp130  miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. Diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap I Tahun 2017 Seri B (BBTN03BCN1) Rp100  miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 22,00 pts pada level 13348,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13323,00 hingga 13351,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan penguatan seluruh mata uang regioanl terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY). Penguatan tersebut melanjutkan tren penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dalam sepekan terakhir dengan mata uang Won Korea Selatan mengalami pelemahan terbesar (1,85%) serta diikuti oleh Dollar Taiwan (0,72%) dan Rupee India (0,52%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga surat utang negara akan cenderung bergerak bervariasi dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar. Pelaku pasar perlu mewaspadai dampak dari kenaikan inbal hasil dari US Treasury yang pada perdagangan semalam ditutup dengan mengalami kenaikan sebagai respon atas kemungkinan Bank Sentral Eropa yang akan mengurangi stimulusnya di bulan September.  Imbal hasil surat utang global di Eropa dan Amerika mengalami kenaikan sebagai respon atas rencana kebijakan ECB tersebut. Hal ini kamiperkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan di level 2,35% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik terbatas pada level 2,92% sebagai respon atas kemungkinan Bank Sentral Eropa yang akan mengurangi stimulusnya di bulan September. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik pada level 0,60% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,58% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) juga mengalami kenaikan pada level 1,30% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,26%. 
  • Kami perkirakan pelaku pasar masih akan menantikan data inflasi Amerika yang akan disampaikan pada hari ini dimana data tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menentuan kebijakan moneternya. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih untuk beberapa seri Surat Utang Negara sudah mulai menjauhi area jenuh beli dan terlihat sudah mulai bergerak pada tren kenaikan harga khususnya pada seri jangka panjang, sehingga arah pegerakan harganya dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung terbatas dan kemungkinan akan bergerak naik. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi yang terjadi di pasar keuangan global dengan pilihan masih pada tenor pendek dan panjang seperti seri FR0069, FR0036, ORI013, FR0031 dan FR0050.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 05012018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 18 Juli 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group