Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Februari 2017

Fixed Income Notes 14 Februari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 13 Februari 2017 kembali bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bevariasi di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 3 - 7 tahun yang cenderung mengalami penurunan dan imbal hasil tenor di atas 10 tahun yang cenderung mengalami kenaikan.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 6 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan dengan perubahan sebesar 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps.
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar dan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelunya. Investor juga masih mencermati rencana kebijakan pajak pemerintah Amerika yang akan disampaikan dalam beberapa pekan kedepan sebagimana yang disampaikan oleh Presiden Donald Trump.
  • Dengan terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun ditutup naik sebesar 2 bps, masing - masing pada level 7,504% dan 8,064%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 7,147% dan 7,843%.
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bervariasi dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang terlihat mengalami kenaikan sementara itu pada tenor panjang cenderunga mengalami penurunan terbatas kuran dari 1 bps. Terbatasnya perubahan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-20, INDO-27 dan INDO-47 yang masing - masing mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 2,469%, 3,932% dan 4,842%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp4,15 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans eri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,23 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp532,29 miliar dari 52 kali transaksi di harga rata - rata 101,78% dan diiktui oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp495,91 miliar dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 96,43%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP645,45 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah Sumberdaya Sewatama I Tahun 2012 (SISSMM01) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp234 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 100,19% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Bank Victoria III Tahun 2013 (BVIC03SB) senilai Rp54 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,86%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 12,00 pts (0,09%) pada level 13324,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjangs esi perdagangan di kisaran 13311,00 hingga 13339,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah Presiden Donald Trump akan menyampaikan kebijakan perpajakan dalam beberapa pekan kedepan. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Peso Phillipina (PHP).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.
  • Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,441% di tengah pelaku pasar yang masih akan fokus pada pidato yang akan disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika di hadapan Kongres Partai Republik. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,332% dan 1,293% setelah Bank Sentral Eropa menyampaikan estimasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Uni Eropa yang diperkirakan tumbuh sebesar 1,6% di tahun 2017, mengalami penurunan dibandingkan dengan 1,7% di tahun 2016 namun akan naik di tahun 2018 sebesar 1,8%.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung beregrak terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways).
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan tiga seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0059 (2027), FR0074 (2032) dan FR0072 (2036). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170515 (New Issuance), SPN12180201 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening), dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 14 Februari 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan senilai Rp15.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah).

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group