Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Desember 2017

Fixed Income Notes 14 Desember 2017

  • Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dukung kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 13 Desember 2017 jelang berakhirnya Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.
  •  Kenaikan imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor 13 - 20 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 4 - 6 bps. Sementara imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 25 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 70 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh melemahnya nilai tukar rupaih terhadap dollar Amerika seiring dengan Ringgit Malaysia yang juga mengalami pelemahan di tengah investor yang menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Namun, sejalan dengan berakhinya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di level 1,25 - 1,50 % mendorong pelemahan dollar Amerika di tengah pelaku pasar yang sudah memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya. 
  • Selain itu, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Sehingga secara keseluruhan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 6,020%  (-1 bps), tenor 10 tahun berada pada level 6,501% (-1 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,055% (1 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 7,242% (1 bps). 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring  tren pergerakan imbal hasil surat utang regional yang bergerak naik jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, dan INDO-47 masing - masing ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps di posisi 2,354%, 3,598% dan 4,472% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas sebesar 1 bps, 2,5 dan 1 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-37 ditutup relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan posisi sebelumnya di level 4,457%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,99 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,47 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,22 triliun dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 103,58% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,69 triliun dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 110,28% 
  •  Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp610 miliar dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS011 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp331 miliar dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 111,87% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS009 senilai Rp150 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,30% 
  • Sedangkan volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,06 triliun dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I Tahun 2015 Seri D (SIEXCL01DCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp440 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 111,83% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015 Seri C (ISAT01CCN2) senilai Rp145 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 105,76%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 16,00 pts (0,11%) pada level 13590,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi pada kisaran 13577,00 hingga 13605,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tersebut di tengah pergerakan mata uang regional yang bervariasi di tengah pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Ameirka. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Baht Thailand (THB). Adapun Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata yang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan mengalami kenaikan sebagai respon atas keputusan Bank Sentral Amerika untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya yang sudah diperkirakan oleh investor. Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada kisara 1,25% - 1,50% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar. 
  • Pelaku pasar global merespon positif keputusan Bank Sentral Amerika, dimana dengan keputusan yang diambil oleh The Fed menunjukkan optimisme adanya perbaikan ekonomi di Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,348% setelah sempat berada pada kisaran 2,403% jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun pada level 0,316% dan 1,210%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi rupiah maupun dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih dengan adanya sinyal pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih menunjukkan sinyal tren sideways harga pada keseluruhan tenor membuka peluang terbatasnya pergerakan harga pada perdagangan hari ini. Adapun pergerakan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal bahwa beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang telah berada di area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum tren kenaikan harga. Beberapa pilihan yang masih menarik diantaranya adalah  seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0058, ORI013, FR0074, FR0065, FR0068, dan FR0072.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap I Tahun 2017 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group