Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

14 Agustus 2017

Fixed Income Notes 14 Agustus 2017

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 11 Agustus 2017 kembali mengalami kenaikan yang  terbatas seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah melebarnya defisit transaksi berjalan kuartal II 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 10 - 15 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 2 bps setelah mengalami koreksi harga terbatas yang berkisar antara 1 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas di bawah 1 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 2 - 5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan terbatas hanya sebesar 2 bps setelah mengalami adanya koreksi harga yang juga terbatas hingga sebesar 15 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam tiga hari berturut - turut di tengah masih berlanjutnya ketegangan antara Amerika dengan Korea Utara di semenanjung Korea. Perlemahan rupiah kami perkirakan juga disebabkan oleh defisit transaksi berjalan yang dicatatatkan oleh Bank Indonesia lebih besar dibandingkan pada kuartal I yang sebesar US$5,0 miliar (1,96% PDB) atau meningkat dari sebesar US$2,4 miliar (0,98% PDB) pada kuartal I 2017, namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada kuartal II 2016 sebesar US$5,2 miliar (2,25% PDB). Peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh menurunnya harga dan volume impor minyak.  
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,626%. Imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps masing - masing di level 6,872% dan 7,311%. Sedangkan imbal hasil dengan tenor 20 tahun tidak banyak mengalami perubahan dari perdagangan di hari Kamis pada level 7,565%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang terjadi cukup ramai jelang disampaikannya data neraca perdagangan Indoensia bulan Juli 2017 serta lelang perdagangan Surat Berharga Syraiah Negara pada hari Selasa 15 Agustus 2017. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 3 bps di level 2,147% setelah mengalami koreksi harga sebesar 8,5 bps dan imbal hasil dari INDO-27 yang juga ditutup dengan kenaikan sebesar 2,5 bps di level 3,660% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil INDO-37 dan INDO-47 mengalami kenaikan masing - masing sebesar 2 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps dan 40 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan  akhir pekan kemarin senilai Rp10,67 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,37 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,76 triliun dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 100,40% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR75 senilai Rp1,19 triliun dari 230 kali transaksi di harga rata - rata 101,02%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp574,3 miliar dari 22 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2017 Seri A (PIHC01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp204 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,19% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 Seri A (BMTP01A) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,05%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam tiga hari berturut - turut di level 13361,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 28,00 pts (0,21%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang  sesi perdagangan pada kisaran 13346,00 hingga 13385,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sedangkan hanya Yen Jepang (JPY) yang mengalami penguatan nilai tukar terhadap dollar Amerika dikarenakan Yen Jepang tergoilong dalam safe haven asset yang permintaannya sedang meningkat setelah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. 
  • Pelaku pasar masih akan mencermati data defisit transaksi berjalan yang semakin melebar sehingga perdagangan pada hari ini kami perkirakan masih akan cenderung terbatas dengan peluang mengalami penurunan harga Surat Utang Negara seiring dengan indikator teknikal. Namun penurunan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh penurunan imbal hasil dari surat utang global serta ekpektasi pelaku pasar akan surplus-nya data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli 2017 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada hari Selasa pekan ini. 
  • Nilai tukar rupiah yang telah bergerak dengan mengalami penurunan dalam tiga hari terakhir kembali berpeluang mengalami pelemahan didukung oleh menguatnya dollar Amerika di tengah meningkatnya permintaan akan safe haven asset. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi investor asing untuk mulai antisipasi dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga akan mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan akhir pekan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,147% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,201%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 0,382% dan 1,066%. Penurunan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan adanya sinyal perubahan tren menjadi tren naik pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dimana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga pada tenor - tenor tersebut namun masih akan dibatasi oleh indikator harga Surat Utang Utang Negara  yang telah memasuki area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, FR0063, FR0061, ORI013, FR0056, dan FR0070. 
  •  Pada sepekan kedepan terdapat empat surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,73 triliun.
  • Pencairan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption) Sukuk  Tabungan (ST) Seri ST-001. 
  •  PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat “idAA”  dengan prospek stabil kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (persero).

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group