Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 September 2017

Fixed Income Notes 13 September 2017

  • Aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai    tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya   kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 12 September 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,4 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada jangka menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 7 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 7 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Setelah bergerak dengan mengalami tren kenaikan harga dalam sepekan terakhir, pelaku pasar mulai terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadiya koreksi harga di pasar sekunder. Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang dollar Amerika yang melanjutkan tren pelemahan terhadap mata uang utama dunia. Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh kenaikan imbal hasil surat utang global yang melanjutkan tren kenaikan imbal hasilnya.  
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 2 bps untuk tenor 5 tahun, sebesar 3,5 bps untuk tenor 10 tahun, sebesar 12 bps untuk tenor 15 tahun dan sebesar 7 bps untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor, dimana kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 11 bps. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 masing - masing ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 2,071% dan 4,383% didorong koreksi harga sebesar 2 bps dan 15 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,389% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,372% setelah mangalami koreksi harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp14,31 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,90 triliun. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,14 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 100,33% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,14 triliun dari 97 kali transaksi di harga rata - rata 103,12%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp382,34 dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi PT Intiland Development Tahun 2013 Seri B (DILD01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp50 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 102,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap I Tahun 2017 (SMGR01CN1) senilai Rp50 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,91%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 44,00 pts (0,33%) pada level 13200,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan kecenderung menguat dalam beberapa sepekan terakhir, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan. Bergerak melamah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13176,00 hingga 13225,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan seiring dengan melemahnya dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan terhadap dollar Amerika diikuti oleh Dollar Singapura (SGD), dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami tekanan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global didorong oleh pelaku pasar yang masih mencermati data JOLTS Job Opening dan NFIB serta menanti hasil lelang US Treasury dengan tenor 10 tahun dan pelaku pasar juga masih melihat dampak ekonomi dari badai Irma. Adapun rupiah yang masih akan mengalami pelemahan juga akan mendorong harga Surat Utang Negara mengalami tekanan. 
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,167% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,134% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga ditutup naik pada level 2,772%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik masing - masing di level 0,393% dan 1,136%. Kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan tekanan terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area jenuh belinya (overbought) sehingga membuka peluang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung. Namun, masih terlihat tren kenaikan harga Surat Utang Negara untuk keseluruhan tenor membuka peluang kenaikan harga secara terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan dengan momentum kenaikan harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan strategi trading. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0065, dan FR0068.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp7,00 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 13032018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 12 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group