Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 November 2017

Fixed Income Notes 13 November 2017

[7:35 AM, 11/13/2017] EP FI Rheza Dewangga: •     Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 10 November 2017 ditutup mengalami kenaikan terbatas di tengah  melemahnya nilai tukar rupiah serta kenaikan imbal hasil surat utang global.

•           Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,2 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara keseluruhan tenor mengalami kenaikan imbal hasil.

•           Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 7 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 35 bps.

•           Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang global yang cenderung bergerak mengalami kenaikan di tengah belum jelasnya usulan revisi pajak yang akan diambil oleh pemerintah Amerika. Kondisi tersebut mendorong investor untuk melanjutkan akumulasinya terhadap Surat Utang Negara terutama pada Surat Utang Negara.

•           Namun volume perdagangan pada perdagangan di akhir pekan kemarin terlihat cukup terbatas mendorong terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami koreksi dan mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps masing - masing di level 6,274% dan 7,096%. Adapun untuk tenor 10 tahun dan 20 tahun imbal hasilnya ditutup mengalami kenaikan sebesar 2 bps masing - masing di level 6,633% dan 7,298%.

•           Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya pada keseluruhan tenor mengalami kenaikan, dimana koreksi harga pada tenor penjang terlihat lebih mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan pada tenor pendek yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 5 bps di level 2,311% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan kenaikan sebesar 6 bps pada level 3,680% setelah didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 ditutup naik sebesar 6,5 bps pada level 4,506% setelah mengalami koreksi harga sebesar 100 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang ditutup naik sebesar 10 bps pada level 4,621% didorong oleh koreksi harga sebesar 175 bps.

•           Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp6,29 triliun dari 35 seri Surta Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,63 triliun. Surat Perbendaharaan Negara Syariah seri SPNS02022018 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp984,5 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,1% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp777,1 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 103,9%.

•           Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp487,02 dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank DKI Tahap I Tahun 2016 (BDKI01CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 103,8% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2016 (PNBN02CN2) senilai Rp75 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 103,86%.

•           Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, sebesar 27,00 pts (0,19%) pada level 13543,00 per dollar Amerika setelah bergerak mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13508,00 hingga 13579,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut di tengah penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon terhadap ketidakpastian terkait usulan revisi pajak Amerika dan kompoisisi pasar terbuka The Fed pada masa depan membuat pelaku pasar tidak menawar dollar lebih tinggi. Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) dan Dollar Taiwan (TWD). Dengan penguatan di akhir pekan tersebut, maka pergerakan mata uang regional di sepanjang pekan kemarin cenderung bervariasi terhadap dollar Amerika dengan mata uang Ringgit Malaysia mengalami penguatan terbesar (1,07%) dan diikuti oleh mata uang Yen Jepang (0,55%). Adapun mata uang Rupee India mengalami pelemahan sebesar (0,95%) dan diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (0,36%).

•           Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali berpeluang untuk mengalami penurunan didorong rupiah yang masih akan mengalami pelemahan serta pelaku pasar yang masih menahan diri dalam melakukan transaksi di pasar sekunder terlihat dari volume perdagangan yang kecil dalam beberapa hari terakhir jelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada esok hari. Adapun kenaikan imbal hasil surat utang global yang mengalami kenaikan juga akan mempengaruhi pergerakan Surat Utang Negara pada hari ini.

•           Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,402% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,340% di tengah pelaku pasar yang masih menantikan realisasi kebijakan pajak yang akan diambil oleh pemerintahan Donald Trump. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan di level 0,408%, begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik pada level 1,341% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,263%. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika.

•           Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area overbought, sehingga arah pergerakan dalam jangka pendek kami perkirakan akan terbatas dengan harga Surat Utang Negara yang masih mengalami tren kenaikan.

•           Hanya saja peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar dalam negeri akan dibatasi oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 14 November 2017 dimana pemerintah mentargetken penerbitan senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung mengalami penurunan terutama pada seri - seri yang akan dilelang dikarenakan investor berharap untuk mendapatkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari pelaksanaan lelang.

•           Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013, FR0070, FR0073, FR0068, dan FR0072.

•           Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,532 triliun.

•           Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group