Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 Maret 2018

Fixed Income Notes 13 Maret 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 12 Maret 2018 bergerak mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 2 - 10 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 5 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak mengalami penurunan sebesar 4 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dollar Amerika menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama dunia. 
  • Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi jelang lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Adanya penurunan imbal hasil dari US Treasury juga menjadi katalis positif pada perdagangan kemarin.  
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 6,214%, 10 tahun dan 20 tahun sebesar 3 bps masing - masing di level 6,757% dan 7,388%. Adapun terhadap seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 7,106%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami koreksi yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil di tengah penurunan imbal hasil US Treasury. Kenaikan imbal hasil masih cukup terbatas di tengah papran kondisi eksternal yang mendorong Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar mengalami pergerakan yang terbatas. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-38 mengalami kenaikan kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,783% dan 4,825% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 3 bps dan 8 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 yang ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,151% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,784% didorong oleh koreksi harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp5,96 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp989,32 miliar. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp944,99 miliar dari 47 kali transaksi di harga rata - rata 100,9% dan diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03180514 senilai Rp750 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 99,33%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp458,73 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,35% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I AKR Corporindo Tahun 2012 Seri B (AKRA01B) senilai Rp80 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,98%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar pts 32,00 pts (0,23%) pada level 13765,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan berturut - turut pada pekan kemarin. Bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13750,00 hingga 13780,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY) serta Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi sebagai jelang lelang Surat Utang Negara yang diadakan pada hari ini dengan target penerbitan sebesar Rp17,00 triliun. Adapun pelaku pasar akan mencermati data neraca perdagangan di bulan Februari 2018 yang akan disampaikan pada hari Rabu, 14 Maret 2018. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,866% sebagai respon atas pelaksanaan lelang US Treasury tenor 10 tahun senilai US$21 miliar dengan tingkat imbal hasil tertinggi sebesar 2,889%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup turun pada level 0,627% dan 1,499% penurunan imbal hasil surat utang global akan mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara masih mengalami tren sideways. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri sebelum kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0053, FR0056, FR0071, serta ORI013. Adapun untuk tenor panjang dapat diakumulasi secara bertahap saat terjadi koreksi dengan pilihan pada seri FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03180614 (New Issuance), SPN 12190314 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening)  dan FR0076 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 Maret 2018.

Area lampiran

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group