Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 Juli 2018

Fixed Income Notes 13 Juli 2018

  • Pelemahan nilai tukar serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami kenaikan mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 12 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara terjadi pada tenor panjang sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek cendeurng mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) bergerak mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 9 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 6 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan  berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin seiring dengan tren kenaikan imbal hasil surat utang regional serta imbal hasil surat utang global. Namun kenaikan imbal hasil ditengah volume perdagangan pada perdagangan kemairn cenderung kecil seiring dengan investor yang menantikan beberapa data yang akan disampaikan pada pekan depan. Sementara itu kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah penguatan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 7,409% (+3 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,475% (+1 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 7,824% (+1 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,987% (+4 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Penurunan imbal hasil juga terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika ditengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-43 ditutup turun sebesar 1,5 bps masing - masing di level 4,044% 4,922% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps dan 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 mengalami penurunan sebesar 2,5 bps di level 4,308% didorong oleh kenaikan harga sebesar 20 bps dan INDO-48 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,749% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 45 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya peningkatan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp6,76 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp1,44 triliun. Obligasi Negara seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,10 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,8% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp838 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 99,39%. 
  • Adapun dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,42 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A(NISP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh  Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) senilai Rp162 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 5,00 pts (0,03%) pada level 14390,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14390,00 hingga 14445,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Rupee India (INR) masih memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Singapura (SGD). Sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Taiwan (TWD) 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami koreksi di tengah kembali naiknya imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan hari Rabu kembali ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,856% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,953%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (bund) dan Inggris (gilt) dengan tenor 10 tahun justru ditutup turun masing - masing pada level 0,300% dan 1,285%. Adanya kenaikan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya koreksi harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Dari faktor domestik, pelaku pasar akan mencermati data perkembangan neraca perdagangan serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan disampaikan pada pekan depan. Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren kenaikan, hanya saja kenaikan harga akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang berada pada area konsolidasi. Sehingga membuka peluang untuk pergerakan harga yang sideways pada hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergarakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri yang masih cukup menarik adalah seri ORI013, FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03181018 (New Issuance), SPN 12190411 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 17 Juli 2018. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idBBB” untuk Obligasi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group