Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 Desember 2016

Fixed Income Notes 13 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum'at, 9 Desember 2016 cenderung mengalami kenaikan didorong oleh aksi ambil untung oleh investor jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 17 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3,8 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup tinggi terjadi pada tenor 5 - 10 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 5 - 7 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenikan berkisar antara 14 - 17 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 65 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak cukup bervariasi dengan perubahan sebesar 1 - 12 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 90 bps.
 
  • Harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan kemarin didorong oleh aksi ambil untung pelaku pasar setelah harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi dan bergerak dalam tren kenaikan sejak awal Desember 2016. Aksi ambil untung juga dilakukan oleh investor sebagai antisipasi jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pertengahan pekan ini dimana pasar keuangan domestik tutup pada perdagangan hari Senin dalam rangka hari libur nasional.
 
  • Hanya saja kami melihat bahwa koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin  tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar mengindikasikan bahwa investor yang masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi. Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami pelemahan pada perdagangan di akhir pekan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 17 bps di level 7,382% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 12 bps di level 7,615%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,930% dan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 7,991%.
 
  • Walapun mengalami kenaikan imbal hasil pada perdagangan di akhir pekan yang didorong oleh aksi ambil untung oleh investor, imbal hasil Surat Utang Negara di akhir pekan kemarin masih terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi sepekan sebelumnya dengan selisih penurunan imbal hasil yang berkisar antara 7 - 65 bps.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan kemarin terlihat mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor setelah sempat mengalami penurunan imbal hasil dalam beberapa hari perdagangan. Kenaikan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut didorong oleh aksi ambil untung oleh investor jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) serta mulai dicatatkannya Global Bond yang baru diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yaitu seri RI0122, RI0127 dan RI0147 yang masing - masing diterbitkan pada tingkat imbal hasil sebesar 3,750%; 4,400% dan 5,300%.
 
  • Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 2 bps di level 2,779% setelah mengalami koreksi sebesar 8 bps dan imbal hasil dari INDO-26 mengalami kenaikan sebesar 8 bps di level 4,242% setelah mengalami koreksi harga sebesar 65 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-46 mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 5,196% setelah mengalami koreksi harga yang sebesar 145 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp7,36 triliun, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,85 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,17 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 103,71% dan diikuti oleh transaksi Obligasi Negara seri FR0060 senilai Rp560 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,055%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp772,70 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Japfa Tahap I Tahun 2016 Seri A (JPFA02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp228,9 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahap II Tahun 2016 Seri A (PNMP01ACN2) senilai Rp149 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,10%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 32 pts (0,24%) pada level 13319,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13285,00 hingga 13351,00 per dollar Amerika seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) serta diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Taiwan (TWD). Adapun dalam sepekan terakhir, mata uang regional bergerak cukup bervariasi dimana mata uang rupiah memimpin penguatan (1,44%) diikuti oleh Rupee India (1,15%) dan Ringgit Malaysia (0,65%). Adapun mata uang Yen Jepang dalam sepekan masih bergerak melemah (0,96%) diikuti oleh Yuan China (0,34%) dan Dollar Singapura (0,25%).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang cukup bervariasi jelang dimulainya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting).
 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Senin ditutup dengan mengalami kenaikan dibandingkan dimana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,466% setelah pemerintah mengadakan lelang penjualan US Treasury dengan tenor 10 tahun senilai US$20 miliar dengan tingkat imbal hasil tertinggi pada level 2,485%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga ditutup naik pada level 0,399% dan 1,466%. Pergerakan imball hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan kami perkirakan akan turut berpengaruh terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika.
 
  • Adapun dari dalam negeri, perpanjangan  kerjasama Bilateral Swap Arrangement (BSA) pada tanggal 12 Desember 2016 antara Bank Indonesia dan Bank of Japan, yang bertindak sebagai agen Kementerian Keuangan Jepang senilai USD22,76 miliar akan menjadi katalis positif dimana kerja sama BSA ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan likuiditas potensial dan aktual melalui penyediaan skema pencegahan dan penanganan krisis di tengah masih terus berlangsungnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek masih terbuka peluang terjadinya kenaikan harga. Hanya saja kami perkirakan pelaku pasar masih akan fokus pada pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan berlangsung pada tanggak 13 - 14 Desember 2016 serta Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan berlangsung pada tanggal 14 - 15 Desember 2016.
 
  • Rekomendasi : Dengan demikian kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah volume perdagangan yang kami perkirakan juga tidak begitu besar. Kami masih menyarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka pendek untuk melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada seri FR0069, FR0036, FR0031, FR0053, FR0070, FR0058 dan FR0068.
 
  • Transaksi penjualan Surat Utang Negara dalam valuta asing Tahun 2016 dalam rangka pre-funding Tahun Anggaran 2017 sebesar USD3,5 miliar. Pada hari Kamis, 8 Desember 2016, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara dalam valuta asing berdenominasi Dollar Amerika Serikat seri RI0122, RI0127 dan RI0147 yang transaksinya telah dilakukan pada 1 Desember 2016. Transaksi ini merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia sebesar US$50 miliar. Penerbitan ini merupakan bagian dari kebijakan pre-funding sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2016 tentang APBN Tahun 2017 yakni melakukan penerbitan SUN pada akhir tahun 2016 guna menjamin ketersediaan anggaran pada awal Tahun Anggaran 2017.
 
  • Dalam sepekan kedepan terdapat 3 surat utang yang jatuh tempo senilai Rp2,21 triliun.
 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group