Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

12 September 2017

Fixed Income Notes 12 September 2017

  •          Kembali menguatnya nilai tukar rupiah serta meningkatnya   cadangan devisa masih menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Senin, 11 September 2017.

 

  •          Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 2 - 18 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 7 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (2-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 5 - 9 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Suat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 5 - 11 bps dengan didoorng oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 30 - 50 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 2 - 18 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 230 bps.

 

  •          Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang regional seiring dengan penguatan dollar Amerika di tengah meredanya ketegangan geopolitik di semenanjung korea. Kembali menguatnya nilai tukar rupiah tersebut tidak lepas dari data cadangan devisa di bulan Agustus 2017 yang senilai US$128,79 miliar mengalami kenaikan sebesar US$1,03 miliar dibandingkan dengan posisi di akhir Juli 2017.

 

  •          Selain itu, membaiknya anggaran defisit pemerintah menjadi 1.65% terhadap PDB pada akhir agustus juga mendorong pelaku pasar untuk melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun posisi defisit anggaran akhir Agustus 2017 lebih  Adanya perbaikan posisi defisit anggaran dibanding akhir tahun 2016 yang sebesar 2,09% dari PDB meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap pasar di Indonesia terlihat dari indeks kepercayaan konsumen yang masih berada pada level optimis sehingga mendorong investor asing untuk memasukkan dananya ke surat berharga negara, sepanjang bulan September tercatat investor asing melakukan net buy sebesar Rp8,97 triliun.

 

  •          Secara keseluruhan, aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 9 bps untuk tenor 5 tahun, masing - masing sebesar 8 bps untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun serta sebesar 2 bps untuk tenor 20 tahun.

 

  •          Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah berlanjutnya tren kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,066% dan 3,368%. Adapun imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,373% dan 4,354% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps.

 

  •          Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp19,25 triliun dari 48 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,70 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,53 triliun dari 148 kali transaksi di harga rata - rata 103,6% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp2,23 triliun dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 104,11%.

 

  •          Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp771,4 miliar dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap I Tahun 2017 (SMGR01CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp204 miliar dari 13 kali transaksi di harga 103,35% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri B (BEXI03BCN4) senilai Rp40 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,75%.

 

  •          Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13156,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 29 pts (0,22%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya setelah bergerak menguat sepanjang sesi pada kisaran 13126,00 hingga 13189,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak menguat di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Rupiah Indonesia (IDR) menjadi satu - satunya mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika di tengah penguatan dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Won Korea Selatan (KRW).

 

  •          Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibayangi oleh adanya aksi ambil untung oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi stabilnya nilai tukar rupiah. Hanya saja kenaikan harga tersebut akan dibatasi oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari surat utang global yang ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan.

 

  •          Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,134% seiring dengan imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun juga mengalami kenaikan pada level 2,748% sebagai respon investor menilai adanya kerusakan akibat badai Irma. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 0,335% sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami kenaikan di level 1,040%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan masih memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.

 

  •          Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih mengalami tren kenaikan harga yang terlihat pada keseluruhan tenor, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, kenaikan harga akan dibatasi oleh adanya harga Surat Utang Negara berada pada sinyal jenuh beli (overbought).

 

  •          Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung untuk semua tenor setelah mengalami kenaikan dalam sepekan kemarin. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan seperti FR0069, FR0070, FR0065, FR0068, FR0053, dan FR0071.

 

  •          Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen) tenor 3 tahun serta memiliki jaminan saham MNCN 125%.

 

  •          Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 13032018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 12 September 2017.                        

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group