Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

12 Juli 2018

Fixed Income Notes 12 Juli 2018

  • Kombinasi dari berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 11 Juli 2018.  
  • Koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara dimana kenaikan yang terjadi berkisar antara 1 - 14 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 4,7 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 2 - 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 7 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 14 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Aksi ambil untung oleh investor di tengah pelemahan nilai tukar rupiah serta harga surat utang global yang juga mengalami koreksi menjadi faktor yang mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan sehingga berakibat terhadap terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Namun demikian, koreksi harga yang terjadi tidak didukung oleh volume perdagangan, dimana pada perdagangan kemarin volume perdagangan yang dilaporkan justru mengalami penurunan. Hal tersebut mengidikasikan bahwa pelaku pasar tidak cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder jelang disampaikannya rilis data Inflasi Amerika Serikat serta data neraca perdagangan pada pekan depan. 
  • Dengan demikian, koreksi harga yang terjadi telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7,5 bps di level 7,368% dan untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya naik sebesar 1,5 bps di level 7,453%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 6,5 bps di level 7,813% dan tenor 20 tahun imbal hasilnya ditutup naik sebesar 4 bps di level 7,942%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup mengalami penurunan imbal hasil meskipun dengan perubahan imbal hasil yang relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik kurang dari 1 bps di level 4,052%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-28 ditutup turun sebesar 1,5 bps di level 4,332% dan imbal hasil dari INDO-43 dan INDO-48 yang ditutup turun kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,937% dan 4,778% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas sebesar 5 bps dan 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp8,75 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,79 triliun. Obligasi Negara seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,57 triliun dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 100,9% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp733 miliar dari 31 kali transaski di harga rata - rata 91,42%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,02 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PLN Tahap III Tahun 2018 Seri C (PPLN02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 92,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIFA Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap II Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN2) senilai Rp130 miliar dari 4 kali transaksi di harga 99,81%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 19,00 pts (0,13%) pada level 14385,00 per dollar Amerika. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14383,00 hingga 14393,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Yuan China (CNY) dan diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami penurunan ditengah tren pelemahan nilai tukar rupiah. Adapun dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 2,849% jelang dirilisnya data inflasi Amerika. Sementara itu imbal hasil dari surat utag Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama pada perdagangan kemarin justru terlihat mengalami penurunan dimana masing - masing ditutup turun pada level 0,303% dan 1,293%. Adanya koreksi harga pada pasar surat utang global kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap perdagangan Surat Utang Negara pada hari ini serta dibayangi faktor teknikal yang mengindikasikan adanya perubahan tren menjadi penurunan harga di pasar sekunder. Indikator teknikal menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara berada pada tren penurunan harga yang terlihat pada Sebagian besar surat utag negara dengan tenor penjang. Hal tersebut kami perkirakan akan membuka peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading pada Surat Utang Negara bertenor pendek dan menengah bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, dimana pilihan seri yang kami sarankan diantaranya adalah seri ORI013, FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075. 
  • Peringkat Bank Negara Indonesia tetap di “idAAA”. 
  • Pencatatan Obligasi II Bank Maluku Malut Tahun 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group