Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

13 Juli 2017

Fixed Income Notes 12 Juli 2017

  •   Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 12 Juli 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang hasil pidato dari Janet Yellen.
  •          Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 24 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 55 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 14 - 19 tahun.
  •          Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak  dengan mengalami perubahan hingga sebesar 10 bps di tengah perubahan harga yang berkisar antara 5 - 40 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 2 - 7,5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 24 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 280 bps.
  •          Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak awal pekan lalu, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah dollar Amerika menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama dunia.
  •          Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin juga didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar sudah mulai aktif kembali jelang disampaikannya pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa rencana Bank Sentral Amerika untuk mengurangi balance sheetnya secara bertahap akan berdampak positif terhadap US Treasury yang juga akan berdampak positif terhadap pasar surat utang global termasuk Indonesia. Selain itu dari hasil penerbitan global bond yang terdiri atas denominasi dollar Amerika dan Euro yang dilakukan oleh pemerintah pada pekan ini akan berdampak positif di pasar surat utang di dalam negeri.
  •          Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 7,5 bps di level 6,820%, 10 tahun sebesar 6,5 bps di level 7,057%, 15 tahun sebesar 15 bps di level 7,504% dan 20 tahun sebesar 20 bps di level 7,780% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 125 bps.
  •          Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami kenaikan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil di tengah membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS. Penurunan imbal hasil hingga sebesar 5,5 bps dimana tenor menengah dan panjang mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 2,262% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 4 bps dan imbal hasil dari INDO-27 yang ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 5,5 bps di level 3,825% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 45,5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 4,696% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 122 bps. 
  •          Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,52 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,44 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,80 triliun dari 119 kali transaksi di harga rata -rata 104,86% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,73 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 113,38%.
  •          Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,59 triliun dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Bank Capital III Tahun 2017 (BACA03SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 Seri A (BMTP01A) senilai Rp148 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%.
  •          Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar pts 20,00 pts pada level 13370,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan berturut - turut dalam sepekan kemarin. Bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13349,00 hingga 13381,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Taiwan (TWD).
  •          Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak naik sebagai respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika. Pelaku pasar akan mencermati data tingkat pengangguran Amerika di bulan Juli 2017 pada pekan pertama yang akan disampaikan pada hari ini.
  •          Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,33% sebagai respon atas pidato Janet Yellen. Adapun imbal hasil dari Inggris (Gilt) ditutup turun pada 1,26%. Sedangkan surat utang Jerman (Bund) ditutup naik pada level 0,57%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami penurunan serta membaiknya persepsi resiko, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  •          Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak cenderung naik dalam jangka menengah, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara sudah mulai menjauhi area jenuh beli (overbought). Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang akan cenderung naik di tengah penerbitan global bond yang terdiri atas denominasi dollar Amerika dan Euro yang dilakukan oleh pemerintah pada pekan ini akan berdampak positif di pasar surat utang di dalam negeri di tengah ekspektasi melebarnya defisit APBN. Penerbitan surat utang global tersebut setidaknya akan mengurangi pasokan di pasar surat utang dalam negeri sehingga membuka penguatan harga surat utang negara dalam jangka menengah.
  •          Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0036, FR0031, FR0034, ORI013, dan FR0050.
  •          Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 13 Juli 2017
  •          Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 13 Juli 2017

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group