Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

12 Januari 2017

Fixed Income Notes 12 Januari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 11 Januari 2017 bergerak cukup bervariasi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor 2 - 7 tahun.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) pada perdagangan kemarin cenderung mengalami peurunan berkisar antara 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung bergerak terbatas dengan arah perubahan yang cukup bervariasi antara 1 - 2 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 10 bps.
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi investor dalam melakukan transaksi di pasar sekunder. Investor juga masih akan mencermati pidato pertama kali sejak pemilihan umum di bulan November 2016 dari Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump yang disampaikan pada hari Rabu waktu setempat.
  • Namun demikian, di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara, volume perdagangan yan dilaporkan menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan dalam sepekan terakhir. Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut mempengaruhi perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,268%; 7,708% dan 8,056%. Adapun untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya terlihat mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,559%.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan di tengah imbal hasil surat utang global yang juga ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di hari Selasa. Perubahan tingkat imbal hasil cukup bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada tenor 1 - 10 tahun. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup naik sebebsar 2 bps di level 4,077% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 ditutup turun sebesar 1 bps di level 5,024% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 15 bps.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,24 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,30 triliun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar pada perdagangan kemarin lebih banyak melakukan transaksi di luar seri acuan. Obligasi Negara seri FR0071 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,60 triliun dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 106,72% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03170404 senilai Rp850 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 98,74%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp590,50 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri B (FIFA02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp110 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,21% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap IV Tahun 2016 Seri A (FIFA02ACN4) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 12,00 pts (0,09%) di level 13319,00  per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13296,00 hingga 13341,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang juga cenderung bergerak melemah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia jelang pidato perdana dari Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) dan Rupee India (INR). Sedangkan mata uang Baht Thailand (THB), Ringgit Malaysia (MYR) dan Dollar Taiwan (TWD) merupakan mata uang regional yang ditutup dengan penguatan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi.
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih dipengaruhi oleh investor yang masih akan mencermati kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang akan diambil di bawah pimpinan Presiden Donald Trump dimana investor berharap bahwa hal tersebut akan disampaikan pada saat pelantikan Presiden di tanggal 20 Januari 2017. Pada pidato perdananya sejak terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang disampaikan pada hari Rabu waktu setempat, Donald Trump tidak menyatakan secara jelas program kerja yang akan dilakukan oleh pemerintahannya, sehingga hal tersebut akan kembali mendorong investor untuk menahan diri melakukan transaksi.
  • Sementara itu imbal hasil surat utang global pada perdagangan hari Rabu ditutup dengan bervariasi dimana untuk imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup di level 2,37% setelah pelaksanaan lelang penjualan US Treasury dengan tenor 10 tahun senilai US$20 miliar dengan tingkat imbal hasil tertinggi di level 2,342%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup turun di level 0,252% setelah sempat menyentuh level 0,362% dan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup turun di level 1,335% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,360%.
  • Di tengah minimnya katalis dari dalam negeri, maka pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini kami perkirakan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah serta aktivitas dari investor asing yang menempatkan dananya di Surat Utang Negara. Secara teknikal, harag Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun masih menunjukkan sinyal tren kenaikan sehingga peluang terjadinya kenaikan harga masih terbuka. Adapun untuk tenor di atas 10 tahun masih berada pada area konsolidasi, sehingga arah pergerakan harganya akan cenderung mendatar (sideways).
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka peluang untuk mendapatkan capital gain akan didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di bawah 10 tahun, sehingga kami menyarankan kepada investor untuk menerapkan strategi tarding di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri FR0066, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0070. Adapun utnuk tenor panjang yang relatif bergerak terbatas, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan pembelian secara bertahap dengan pilihan pada seri FR0071, FR0058, FR0074, FR0065 dan FR0067 yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idA+" terhadap PT Marga Mandalasakti dengan prospek stabil.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group