Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

11 Mei 2018

Fixed Income Notes 11 Mei 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 9 Mei 2018 kembali bergerak dengan mengalami kenaikan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang regional serta kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi berkisar antara 2 - 17 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 10 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 19 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 14 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 20 - 70 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 17 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin masih didukung oleh katalis negatif dari keputusan data cadangan devisa negara serta tidak berhasilnya lelang Surat Utang Negara pada pekan ini menandakan pelaku pasar masih menahan diri. Selain itu, kenaikan imbal hasil juga didukung oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama lainnya. Imbal hasil surat utang di kawasan regional pada perdagangan di hari Rabu kembali bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan kecuali pada surat utang Hongkong. 
  • Dengan pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan tenor 10 tahun masing - masing berada pada level 6,892% dan 7,330% mengalami kenaikan sebesar 11,5 bps dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 17 bps di level 7,660% dan 20 tahun di posisi 7,891% mengalami kenaikan sebesar 14,5 bps dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Rabu. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya terlihat dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil pada tenor pendek lebih besar dibandingkan dengan kenaikan untuk tenor menengah dan panjang di tengah penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 4,141% didorong oleh penurunan harga sebesar 20 bps dan INDO-28 ditutup dengan kenaikan sebesar 2,5 bps di level 4,631% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 5,226% dan 5,131% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas sebesar 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp19,96 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,53 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, sekaligus yang paling aktif diperdagangkan, yaitu senilai Rp2,86 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 97,76% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061, senilai Rp2,50 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 100,5%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,90 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp220 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,49% diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (IMFI02BCN3) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 33,00 pts (0,23%) di level 14084,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mpelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14084,00 hingga 14085,00 per dollar Amerika seiring pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Adapun mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika, diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Taiwan (TWD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah masih berlanjutnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang regional yang mengalami kenaikan. Namun, koreksi harga akan dibatasi oleh penurunan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin. 
  • Adapun dari faktor eksternal, kenaikan imbal hasil surat utang global yang didorong oleh adanya kenaikan harga akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara hari ini. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,964% setelah rilisnya data inflasi Amerika yang langsung direspon oleh pelaku pasar pada perdagangan kemarin. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan masing - masing di level 0,558% dan 1,423%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada tren penurunan sehingga masih terbuka peluang untuk mengalami penurunan dalam jangka pendek. Hanya saja harga Surat Utang Negara secara keseluruhan tenor masih berada di area jenuh jual membuka peluang investor untuk melakukan aksi beli yang akan membatasi koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi ersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Kami merekomendasikan kepada investor untuk melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung bergerak berfluktuasi. Aksi mabil untung dapat dilakukan setelah harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan pada beberapa perdagangan terakhir, dengan pilihan pada seri FR0069, FR0047, FR0054, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 03112018 (reopening), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018. 
  • Peringkat Bank Central Asia ditetapkan pada “idAAA” dengan rencana obligasi subordinasi pada idAA.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group