Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

11 Januari 2017

Fixed Income Notes 11 Januari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 10 Januari 2017 bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 1 - 14 tahun.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang bergerak cukup bervariasi berkisar antara 1 - 4 bps dengan adannya perubahan harga hingga sebesar 30 bps.
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang global serta hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara. Pemerintah pada lelang Sukuk Negara kemarin meraup dana senilai Rp6,57 triliun dari lima seri Sukuk Negara yang ditawarkan. Total penawaran yang masuk senilai Rp24,01 triliun mengindikasikan tingginya minat investor untuk menempatkan dananya di Sukuk Negara.
  • Hanya saja kami melihat bahwa investor masih berhati - hati dalam menempatkan dananya di Sukuk Negara di tengah kondisi pasar surat utang global yang cenderung masih bergerak berfluktuasi, dimana hal tersebut tercermin pada tingginya jumlah penawaran pada instrumen bertenor pendek seperti pada Surat Perbendaharaan Negara seri SPN-S 11072017 (11 Juli 2017) dan PBS013 (15 Mei 2019). Kondisi tersebut juga terjadi pada lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan lalu, dimana jumlah penawaran terbesar juga didapati pada Surat Perbendaharaan Negara dengan tenor 3 bulan dan 12 bulan.
  • Namun demikian, secara keseluruhan hasil positif dari lelang serta penguatan nilai tukar rupiah telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing  - masing sebesar 3 bps di level 7,278%dan 7,552%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan pada level 7,719% dan 8,063%.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan setelah sempat mengalami kenaikan pada perdagangan di hari Senin. Penurunan imbal hasil tersebut didukung oleh membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS dan imbal hasil surat utang global yang juga cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 2,656% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,049% dan 5,033% dengan didorong oleh kenaikan harga sebesar 15 bps dan 35 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih terbatas senilai Rp5,86 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp482,42 miliar. Investor banyak melakukan transaksi pada Surat Utang Negara dengan tenor kurang dari 1 tahun dan diikuti oleh tenor 10 - 15 tahun. Surat Perbendaharaan Negara seri SPN03170404 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp679,41 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 98,86% diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp632,34 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 103,35%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp396,6 miliar dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I WOM Finance Tahap III Tahun 2015 Seri B (WOMF01BCN3) dan Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap I Tahun 2016 Seri A (WOMF02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, masing - masing senilai Rp60 miliar dengan harga rata - rata di level 102,59% dan 100,54%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 54,00 pts (0,40%) pada level 13308,00 per dollar Amerika seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Bergerak pada kisaran 13267,00 hingga 13337,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terlihat mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan. Mata uang WON Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupiah. Sejak awal tahun 2017, nilai tukar rupiah telah mengalami penguatan sebesar 1,24% terhadap dollar Amerika seiring dengan mata uang regional yang juga menguat terhadap dollar Amerika.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang cukup bervariasi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri.
  • Dari perdagangan surat utang global, imbal hasilnya pada perdagangan di hari Selasa bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,358% setelah pelaksanaan lelang penjualan US Treasury dengan tenor 3 tahun senilai US$24 miliar dengan imbal hasil tertinggi yang dimenangkan di level 1,472%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,28% dan 1,358% setelah sempat mengalami penurunan pada perdagangan di hari Senin.
  • Hal tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika terlebih di tengah kembali menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelaku pasar masih dalam posisi tidak terlalu agresif untuk melakukan transaksi hingga pelantikan presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2017 serta data penjualan ritel Amerika Serikat pada hari Jum'at, 13 Januari 2017 yang akan diikuti oleh libur di awal pekan (16 Januari 2017).
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara untuk tenor 1 - 10 tahun masih menunjukkan sinya tren kenaikan harga, sehingga dalam jangka pendek akan berpeluang untuk mengalami kenaikan harga. Hanya saja pelaku pasar yang masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi akan membatasi potensi kenaikan harga Surat Utang Negara. Perdagangan hari ini kami perkirakan juga masih akan didominasi oleh Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah (1-7 tahun).
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder di tengah volume perdagangan yang tidak begitu besar dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga yang masih berfluktuasi dengan pilihan pada seri FR0066, FR0032, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013, FR0070, dan FR0056. Adapun bagi investor yang mengharapkan Surat Utang Negara dengan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi dapat mempertimbangkan seri FR0064, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068 dan FR0067.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,57 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 11072017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012(reopening), PBS013 (reopening), dan PBS0124 (reopening) pada tanggal 10 Januari 2017. Total penawaran yang masuk senilai Rp24,01 triliun dari lima seri SBSN yang ditawarkan kepada investor. Jumlah penawaran terbesar didapati pada Surat Perbendaharaan Negara seri SPN-S 11072017, yaitu senilai Rp17,89 triliun dengan tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor berkisar antara 5,84375% hingga 7,0000%.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group