Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

11 April 2018

Fixed Income Notes 11 April 2018

  • Hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 10 April 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - .3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah dan panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan arah yang bervariasi dengan perubahan hingga sebesar 2 bps yang didoromg oleh perubahan harga yang relatif terbatas yaitu sebesar 7 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menegah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 1 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Sempat bergerak terbatas di awal perdagangan, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan setelah hasil dari pelaksanaan lelang menunjukkan tingginya minat investor yang masuk pada lelang penjualan Surat Utang Negara yang tercermin pada jumlah penawaran yang masuk. Total penawaran yang masuk senilai Rp37,72 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penawaran lelang dua pekan sebelumnya yang senilai Rp35,57 triliun. 
  • Dari hasil lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp21,85 triliun dari keseluruhan seri Surat Utang Negara yang dilelang. Jumlah tersebut di atas target penerbitan yang sebesar Rp17,00 triliun serta mengalami peningkatan dari hasil yang didapat dari lelang sebelumnya yang senilai Rp20,70 triliun seiring dengan cukup kompetitifnya imbal hasil yang diminta oleh investor. Hasil dari lelang tersebut menjadi katalis positif di pasar sekunder, dimana harga Surat Utang Negara setelah pelaksanaan lelang mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi masih terbatas di tengah pelaku pasar yang menantikan data neraca perdagangan yang akan disampaikan pada pekan depan. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Selasa kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bertenor 10 tahun sebesar 3 bps di level 6,572%, 15 tahun sebesar 2 bps di level 6,822% dan 20 tahun sebesar 1,5 bps di level 7,231%. Adapun untuk tenor 5 tahun imbal hasilnya relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 5,946%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan seiring dengan di tengah kenaikan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,617% setelah mengalami keniakan harga sebesar 4 bps. Adapun imbal hasil INDO-28, INDO-38, INDO-47 mengalami penurunan relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,952%, 4,700%, dan 4,571% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 4 bps, 11 bps, dan 9 bps. 
  • Volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin senilai Rp23,12 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan. Peningkatan volume perdagangan didorong oleh pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp14,32 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,36 triliun dari 34 kali transaksi di harga rata - rata 98,57% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp5,20 triliun dari 122 kali transaksi di harga rata - rata 97,39%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,05 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 Seri A (NISP02ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp160 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 Seri B (NISP02BCN4) senilai Rp90 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 10,00 pts pada level 13751,00 per dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13740,00 hingga 13767,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional yang dipimpin oleh Yuan China (CNY) dan Baht Thailand (THB) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah rilisnya data PPI yang tidak sesuai ekspektasi. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan adanya peluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang pada hari Selasa. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,801% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,020%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Bund) ditutup pada level 0,518% dan 1,406%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mendatar, kami perkirakan akan turut mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga serta kenaikan harga secara teknikal masih berpeluang besar didukung oleh pergerakan harga yang juga masih berada pada area netral. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah mulai terbatasnya pegerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada beberapa seri yang kami lihat memiliki tingkat imbal hasil yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan seri lain yang mmeiliki tenor mendekati sama serta didukung oleh likuiditas yang cukup, diantaranya adalah seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp21,85 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 12180712 (Reopening), SPN 12190411 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 10 April 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group