Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 Oktober 2017

Fixed Income Notes 10 Oktober 2017

  • Aksi ambil untung dari investor di tengah nilai tukar rupiah yang melanjutkan tren pelemahan terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 9 Oktober 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 13 - 19 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 6 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 55 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Adapun investor asing yang melanjutkan akumulasi net sell juga mendoorng penurunan harga Surat Utang Negara dalam sepekan terakhir, adapun pelaku pasar domestik mulai terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadiya koreksi harga di pasar sekunder. Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah semakin besarnya sinyal kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Desember 2017. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 5 bps untuk tenor 5 tahun di level 6,191%, sebesar 4 bps untuk tenor 10 tahun pada level 6,533%, sebesar 3,5 bps untuk tenor 15 tahun di level 7,125% dan sebesar 3 bps untuk tenor 20 tahun pada level 7,323%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya untuk keseluruhan tenor di tengah liburnya perdagangan Amerika Serikat, INDO-27, INDO-37, dan INDOR-47 tidak mengalami perubahan masing - masing pada level 3,554%; 4,479%; dan 4,470%. Sementara itu INDO-20 mengalami kenaikan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps dengan didorong koreksi harga sebesar 1,5 bps di level 2,113%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp11,93 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,41 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,55 triliun dari 56 kali transaksi di harga rata - rata 104,02% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,45 triliun dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 111,66%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,42 triliun dari 49 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Bank Mandiri Taspen Pos Tahun 2017 Seri A (BMTP01A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp410 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) senilai Rp119 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 2,00 pts (0,01%) pada level 13518,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan melanjutkan tren pelemahan dalam beberapa hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami pelemahan. Bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13496,00 hingga 13529,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) dan Rupiah Indonesia (IDR) mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami kenaikan harga di tengah penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun tidak bergerak pada level 2,361% di tengah liburnya perdagangan di Amerika. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun masing - masing di level 0,443% dan 1,361%. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan pelonggaran tekanan terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam negeri, pada lelang hari ini, pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara senilai Rp5 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi namun masih terlihat sinyal tren pergerakan harga Surat Utang Negara mengalami penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis negatif yang mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 11042018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group