Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 November 2017

Fixed Income Notes 10 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 9 November 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan      mengalami penurunan di tengah stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah.   
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,5 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 9 - 16 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan relatif terbatas kurang dari 1 bps dengan didorong oleh adanya terbatasnya pergerakan harga berkisar antara 1 - 3 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 2 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil yang mengalami penurunan sejak awal pekan mulai mengalami pergerakan terbatas pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, di tengah dollar Amerika menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama dunia. Dollar mengalami pelemahan lebih dari satu minggu terhadap Yen pada perdagangan kemarin didukung oleh kekhawatiran akan kemungkinan penunddan rencana reformasi pajak Donald Trump. 
  • Adapun terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara juga didorong oleh pelaku pasar yang masih menantikan data neraca pembayaran berjalan yang akan disampaikan pada hari ini mendorong investor menahan diri dalam melakukan perdagangan di pasar sekunder terlihat dari volume perdagangan yang  masih terlihat cukup kecil. 
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan terbatas pada imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,260%, 6,614% dan 7,280%. Adapun terhadap seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya justru mengalami kenaikan yang juga relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 7,280%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami koreksi yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil di tengah US Treasury yang mengalami kenaikan imbal hasil di tengah pelemahan dollar dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan imbal hasil hingga sebesar 3 bps dimana tenor pendek mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 2,265% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 5 bps dan imbal hasil dari INDO-27 yang ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 3,617% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 2,490% didorong oleh koreksi harga sebesar 25 bps. Sementara itu INDO-47 ditutup mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps pada level 4,516% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,40 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,91 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,11 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata -rata 111,3% dan diikuti oleh perdagangan Surar Perbendaharaan Negara seri SPN12180201 senilai Rp782,6 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 99,01%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,15 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017 Seri A (BFIN03ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi PLN IX Tahun 2007 Seri B (PPLN09B) senilai Rp100 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 112,83%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar pts 2,00 pts (0,01%) pada level 13516,00 per dollar Amerika setelah mengalami penguatan berturut - turut dalam beberapa hari terakhir. Bergerak dengan berfluktuasi terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13507,00 hingga 13524,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah di tengah pergerakan mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY) serta Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi didorong oleh perkiraan ekonom adanya penurunan angka neraca pembayaran berjalan dibandingkan periode sebelumnya di tengah rupiah yang mengalami pelemahan terbatas serta imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,340% sebagai respon atas kekhawatiran akan penundaan reformasi pajak oleh Donald Trump. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama masing - masing ditutup naik pada level 0,369% dan 1,263%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami kenaikan, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak naik dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara masih terlihat mengalami tren kenaikan. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri sebelum kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara pada hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0073, FR0068 serta ORI013.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180215 (New Issuance), SPN12181115 (New Issuance), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 14 November 2017. 
  • Pencatatan Obligasi Berikelanjutan I Pupuk Indoensia Tahap II Tahun 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group