Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 Mei 2017

Fixed Income Notes 10 Mei 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 9 Mei 2017 kembali ditutup mengalami kenaikan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah serta jelang dirilisnya data inflasi Amerika Serikat pada akhir pekan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 4 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 7 bps didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 8 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong olah adanya koreksi harga sebesar 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang cukup besar serta hasil lelang yang tidak cukup baik dengan penawaran yang masuk hanya sebesar Rp24,19 triliun Adapun pelaku pasar tidak begitu konfiden dalam melakukan pembelian pada perdagangan kemarin dikarenakan pelaku pasar masih cenderung menunggu data inflasi Amerika yang akan dirilis pada akhir pekan. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari faktor dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan koreksi  harga yang juga berdampak terhadap kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup mengalami kenaikan dengan perubahan imbal hasil sebesar 4 bps masing - masing di level 6,730 untuk tenor 5 tahun, di level 7,516% untuk tenor 15 tahun, serta kenaikan 5 bps di level 7,094% untuk tenor 10 tahun sedangkan kenaikan 3 bps di level 7,820% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan pada keseluruhan seri seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-27, INDO37 dan INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 2 bps masing - masing di level 3,848%, 4,830% dan 4,794% setelah mengalami koreksi harga hingga yang berkisar antara 20-40 bps. Sedangkan INDO-20 tidak terlalu banyak mengalami perubahan dari perdagangan sebelumnya di level 2,501%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp11,99 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp6,99 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,54 triliun dari 163 kali transaksi di harga rata - rata 100,47% dan diikuti oleh perdagangan Surat Pembendaharaan Negara seri SPN12180201 senilai Rp1,56 triliun dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 95,88%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,59 triliun dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 Seri A (SIEXCL01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp553 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 99,97% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (SANF02ACN2) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,08%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 57,00 pts pada level 13352,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13313,00 hingga 13365,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika. Secara keseluruhan pelemahan terjadi pada semua mata uang regional, mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD).  
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga seiring dengan pelaku pasar yang masih wait and see menanti di rilisnya data inflasi Amerika pada akhir pekan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,42% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,39%. Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup naik pada level 0,43% dan 1,20% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,42% dan 1,14%. Imbal hasil surat utang regional juga mengalami kenaikan dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada sebagian besar surat utang regional kecuali surat utang Hongkong yang justru mengalami penurunan meskipun terbatas. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar akan menantikan data inflasi Amerika di akhir pekan yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Amerika pada tanggal 12 Mei 2017. Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan cenderung mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang relatif terbatas. 
  • Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0069, FR0036, FR0031, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067.  
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp14,00 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170811  (New Issuance), SPN12180511 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 9 Mei 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat "idA-" terhadap Obligasi PT Tunas Baru Lampung Tbk yang akan jatuh tempo.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group