Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 Juli 2018

Fixed Income Notes 10 Juli 2018

  • Kembali menguatnya nilai tukar rupiah serta masih tingginya angka cadangan devisa masih menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Senin, 9 Juli 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 3 - 20 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 10 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 4 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Suat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 7 - 13 bps dengan didoorng oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 40 - 50 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 1 - 20 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 170 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh kembali menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang regional seiring dengan pelemahan dollar Amerika jelang disampaikannya data laporan pekerjaan di Amerika. Stabilnya nilai tukar rupiah tersebut tidak lepas dari data cadangan devisa di bulan Juni 2018 yang senilai US$119,8 miliar, angka tersebut yang terbilang masih cukup tinggi. 
  • Secara keseluruhan, aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 13 bps untuk tenor 5 tahun di level 7,330%, masing - masing sebesar 17,5 bps untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun di level 7,402% dan 7,879% serta sebesar 10 bps untuk tenor 20 tahun di level 7,948%. 
  • Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah tren kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan sebesar 4,5 bps di level 4,072% didorong oleh kenaikan harga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-28 dan INDO-48 masing - masing mengalami penurunan sebesar 11 bps di level 4,336% dan 4,850% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 80 bps dan 160 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 mengalami penurunan sebesar 12,5 bps di level 4,982% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 165 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangn di akhir pekan, yaitu senilai Rp11,55 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,49 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,54 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 102,5% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp1,50 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 100,8%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,15 triliun dari 55 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2016 (SMBNII01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp122 miliar dari 3 kali transaksi di harga 101,76% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Chandra Asri Petrochemical Tahap II Tahun 2018 Seri C (TPIA01CCN2) senilai Rp96 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 97,29%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 14330,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan dibandingkan dengan level penutupan di akhir pekan setelah bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penguatan pada kisaran 14323,00 hingga 14345,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak stabil di tengah menguatnya mata uang regional terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibayangi oleh adanya aksi ambil untung oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi terhadap stabilnya nilai tukar rupiah yang didukung oleh masih tingginya angka cadangan devisa. Hanya saja kenaikan harga tersebut akan dibatasi oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari surat utang global yang ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,86% sebagai respon pelaku pasar atas data penambahan tenaga kerja di sektor swasta di Amerika Serikat di bulan Juni 2018 yang mengalami peningakatan di atas estimasi analis, memberikan sinyal akan cukup baiknya data sektor tenaga kerja Amerika Serikat yang akan disampaikan pada hari Jum'at mendatang. Data sektor tenaga kerja menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuannya. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,306% dan 1,274%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara telah memasuki tren kenaikan harga yang terlihat pada keseluruhn tenor, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, kenaikan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal jenuh beli (overbought) dari beberapa seri Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang setelah adanya tren kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan akan turut membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan seperti FR0073, FR0054, FR0058, FR0074, ORI013, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 11012019 (new issuance), SPN-S 11042019 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), dan PBS016 (reopening) pada hari Selasa tanggal 10 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group