Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 Januari 2018

Fixed Income Notes 10 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 9 Januari 2018 ditutup dengan mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,3 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor menengah dan panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 5 bps setelah didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar antara 1 - 5 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 6 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada awal perdagangan sempat mengalami penurunan, didorong oleh katalis positif dari data cadangan devisa yang mengalami kenaikan dimana pada perdagangan di hari Senin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Hanya saja, aksi ambil untung pelaku pasar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara sehingga di akhir sesi perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Senin. 
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 5,566% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 6,058%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup naik sebesar 2 bps di level 6,562% dan 20 tahun ditutup naik sebesar 2,5 bps di level 7,829%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami kenaikan pada seluruh seri, seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang ditutup dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin. Namun demikian, seri INDO-23 dan INDO-38 tidak banyak mengalami perubahan masing - masing di level 3,045% dan 4,360%. Imbal hasil dari INDO-28 ditutup naik sebesar 2 bps di level 3,485% didorong koreksi harga sebesar 15 bps sementara itu imbal hasil dari INDO-48 ditutup naik sebesar 1,5 bps di level 4,262% setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin, senilai Rp16,68 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,47 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,72 triliun dari 377 kali transaksi di harga rata - rata 106,81% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,44 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 102,46%. 
  •  Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp5,04 triliun dari 7 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,98 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 101,37% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS009, senilai Rp1,30 triliun dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,13%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp509,9 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Inftastruktur Tahap II Tahun 2017 Seri B (SMII01BCN2) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,7% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap II Tahun 2017 Seri E (ISAT02ECN2) senilai Rp100 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, pada level 13438,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 9,00 pts (0,06%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13409,00 hingga 13447,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional di tengah meningkatnya permintaan dollar Amerika dan diikuti oleh pelemahan mata uang Peso Philippina (PHP) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung bergerak dengan kecenderungan mengalami koreksi di tengah kemungkinan berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta imbal hasil surat utang regional maupun imbal hasil surat utang global mengalami kenaikan menjadi katalis negatif pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu pasar surat utang global ditutup dengan arah kenaikan imbal hasil di tengah pelaku pasasr mencermati data ketenagakerjaan Amerika. Adapun Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 2,4805. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 0,430% sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami kenaikan di level 1,238%. 
  • Adapun dari dalam negeri, pemerintah pada perdagangan kemarin melaksanakan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara dengan penawaran yang masuk sebesar Rp32,27 triliun dengan nilai yang dimenangkan sebesar Rp13,00 triliun. Adapun lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara kemarin menjadi yang pertama di tahun 2018. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area jenuh beli namun pada beberapa seri Surat Utang Negara masih menunjukkan sinyal kenaikan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0068 dan ORI013. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp13,00 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 10072018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (new issuance) pada hari Selasa tanggal 9 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group