Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

10 Agustus 2017

Fixed Income Notes 10 Agustus 2017

    • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 9 Agustus 2017 mengalami penurunan jelang disampaikannya data inflasi Amerika bulan Juli 2017 di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan semenanjung Korea. 
    • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong olah adanya kenaikan harga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 100 bps. 
    • Perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh penurunan imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin yang didorong oleh komentar presiden Amerika Serikat terhadap Korea Utara yang meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan semenanjung Korea yang menyebabkan pelemahan nilai tukar Won Korea Selatan yang cukup besar. 
    • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara juga turut dipengaruhi oleh faktor nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi didorong oleh estimasi para ekonom mengenai defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II tahun 2017. Perkiraan defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II tahun 2017 sebesar $3,16 triliun meningkat sebesar $763 miliar dibandingkan pada kuartal I tahun 2017. 
    • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari faktor dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan perubahan harga yang juga berdampak terhadap perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup mengalami penurunan imbal hasil yang kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,614% untuk tenor 5 tahun, di level 6,845% untuk tenor 10 tahun. Adapun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps di level 7,299% untuk tenor 15 tahun dan penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 7,556% untuk tenor 20 tahun. 
    • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan pada keseluruhan seri di tengah penurunan tingkat imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20, INDO27, INDO-37 dan INDO-47 mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,120%, 3,626%, 4,537% dan 4,565% setelah mengalami koreksi harga terbatas yang berkisar antara 1 - 6 bps. 
    • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin tidak cukup besar, senilai Rp8,71 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp4,55 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,56 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 101,56% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,52 triliun dari 90 kali transaksi di harga rata - rata 106,16%.
    • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp363,08 miliar dari 22 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap I Tahun 2013 (APLN01CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp61 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,23% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Pegadaian Tahap III Tahun 2015 Seri B (PPGD02BCN3) senilai Rp50 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,91%. 
    • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 20,00 pts (0,15%) pada level 13333,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pergerakan yang berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13320,00 hingga 13343,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika ditengah adanya ketegangan geopolitik antara Ameirka Serikat dengan Korea Utara yang menjadikan mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Peso Philippina (PHP). Sedangkan mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Dollar Hong Kong (HKD). 
    • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring meningkatnya permintaan dari safe haven asset yang akan mendorong permintaan akan obligasi US Treasury di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di semenanjung korea yang mendorong pelaku pasar memindahkan dananya ke safe haven asset. Meningkatnya permintaan safe haven bonds mendorong imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,249% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,262%. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup turun pada level 0,432% dan 1,106% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,470% dan 1,157%. 
    • Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar akan menantikan data inflasi Amerika bulan Juli tahun 2017 pada hari Jumat, 11 Agustus waktu setempat, dimana data inflasi Amerika akan menentukan kebijakan bank sentral Amerika mengenai suku bunga acuannya. Adapun secara teknikal, harga seri - seri Surat Utang Negara jangka pendek terlihat mengalami tren kenaikan namun pergerakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek masih akan terbatas dikarenakan harga Surat Utang Negara yang telah memasuki area jenuh beli (overbought) membuka potensi akan adanya aksi ambil untung oleh pelaku pasar. 
    • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0067, FR0062, FR0057, FR0050, FR0045, FR0065, FR0068 dan FR0072.  
    • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat “idAAA” kepada PT Angkasa Pura I (Persero).

     

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group