Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

01 Maret 2018

Fixed Income Notes 1 Maret 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 28 Februari 2018 ditutup dengan mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 17 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6,6 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 15 bps setelah didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 55 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar antara 3 - 13 bps setelah mengalami penurunan harga sebesar 70 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 17 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 120 bps. 
  • Aksi ambil untung pelaku pasar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surta Utang Negara sehingga di akhir sesi perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Selasa. Adapun pelemahan nilai tukar rupiah jelang disampaikannya ekspektasi mengenai kenaikan suku bunga The Fed lebih dari tiga kali pada tahun 2018, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan nilai tukar regional pada perdagangan kemarin.  
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 5,985% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 6,583%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 7,061% dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 7,345%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami kenaikan pada keseluruhan seri, ditengah dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang ditutup dengan mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 2,5 bps di level 3,708% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps sementara itu imbal hasil dari INDO-28 ditutup naik sebesar 4 bps di level 4,068% didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4.727% didorong oleh koreksi harga sebesar 20 bps dan imbal hasil INDO-48 ditutup naik sebesar 2 bps di level 4,632% setelah mengalami koreksi harga sebesar 35 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Senin, senilai Rp20,92 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,70 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,00 triliun dari 74 kali transaksi di harga rata - rata 103,36% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp2,31 triliun dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 109,33%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,72 triliun dari 40 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017 Seri C (BFIN03CCN3) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp358 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Lautan Luas Tahap II Tahun 2017 Seri A (LTLS02ACN2) senilai Rp271 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,47%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, pada level 13751,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 72,00 pts (0,52%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13699,00 hingga 13773,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia lainnya dan diikuti oleh pelemahan mata uang Rupiah Indoensia (IDR) dan Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung bergerak mengalami kenaikan didorong oleh perkiraan reboundnya nilai tukar rupiah jelang rilisnya data inflasi bulan Februari 2018 yang diperkirakan akan mengalami penurunan inflasi dibandingkan bulan Januari 2018. adapun katalis positif juga datang dari eksternal, yaitu penurunan imbal hasil surat utang global.  
  • Sementara itu pasar surat utang global ditutup mengalami penurunan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 2,864% begitu pula dengan tenor 30 tahun ditutup turun di level 3,128%. Adapun Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 0,655% sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan di level 1,507%. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali terlihat mengalami tren penurunan setelah beberapa hari terakhir mengalami tren sideways yang kami perkirakan dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara akan mengalami koreksi harga 
  • Rekomendasi : Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0071, FR0073, FR0058,  ORI013, FR0074, FR0068, dan FR0072. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idAA” untuk rencana obligasi PT Bussan Auto Finance. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group