Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

09 November 2017

Fixed Income Notes 09 November 2017

  • Stabilnya nilai tukar rupiah dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Rabu, 8 November 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 1 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Investor terlihat tidak cukup aktif melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terbatasnya pergerakan imbal hasilnya. 
  • Selain itu, Surat Utang Negara cenderung mengalami penurunan imbal hasil didorong oleh masih berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing dimana pada awal bulan November 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Utang Negara senilai Rp14,3 triliun. 
  • Sehingga kombinasi dari keda faktor tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan  20 tahun masing - masing relatif bergerak terbatas kurang dari 1 bps di level 6,232%, 6,619%, 7,074% dan 7,280% 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 2,241% dan 4,489% setelah mengalami koreksi harga sebesar 4 dan 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 3,603% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin tidak cukup besar, senilai Rp4,51 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,21 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp829,55 miliar dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 103,26% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp749,38 miliar dari 30 kali transaksi di harga rata - rata 102,51%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,59 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastruktur Tahap III Tahun 2017 (TBIG02CN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) senilai Rp231 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,16%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mampu ditutup dengan mengalami penguatan terbatas sebesar 1,00 pts (0,01%) pada level 13514,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan pengalami penguatan pada kisaran 13512,00 hingga 13539,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) terjadi di tengah mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah stabilnya nilai tukar rupiah serta dari sisi teknikal Surat Utang Negara.  
  • Adapun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,334% mengalami kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,342%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,335% dan 1,233%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan kembali membuka peluang terbatasnya pergerakan harga terhadap Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam Negeri, pelaku pasar masih menantikan disampaikannya data neraca perdaganan berjalan yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada esok hari. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak naik. Pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dikarenakan secara teknikal dollar Amerika masih berada pada tren penguatan terhadap mata uang utama dunia. Hal tersebut akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, ORI013, FR0071,  FR0073 dan FR0065. 
  • Pencatatan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group