Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

09 Mei 2017

Fixed Income Notes 09 Mei 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 8 Mei 2017 ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 4 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 4 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Pelaku pasar masih menantikan data untuk permintaan pembiayaan kredit pembiayaan rumah. Adapun dari dalam negeri, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 9 Mei 2017 turut membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara terutama pada seri - seri yang akan di lelang, yaitu FR0061, FR0072 dan FR0074. 
  • Dengan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan juga cenderung terbatas, dimana untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun ditutup dengan tidak banyak mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya masing - masing di level 7,478% dan 7,784%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun, imbal hasilnya terlihat masing—masing mengalami perubahan di level di level 6,690% dan 7,050%. 
  • Namun, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga terlihat terbatas meskipun dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama pada tenor menengah dan panjang. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 ditutup dengan penurunan masing - masing sebesar 2 bps dan 1 bps di level 3,822% dan 4,772% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Sedangkan INDO-20 ditutup mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2 bps di level 2,505%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan perdagangan di hari Senin, yaitu senilai Rp5,28 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,27 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp998 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 105,01% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp633 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 108,62%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,10 triliun dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN1) dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 Seri A (SIEXCL01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana keduanya ditransaksikan dengan volume transaksi senilai Rp1,32 triliun dari 42 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 99,98% untuk FIFA03ACN1 dan sebesar Rp414 miliar dari 22 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,01% untuk SIEXCL01ACN2. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 35,00 pts di level 13295,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas dengan arah perubahan yang berfluktuasi pada kisaran 13293,00 - 13,338,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah dalam pada perdagangan kemarin seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sedangkan hanya  mata uang Renminbi Tiongkok (CNY) dan Dollar Hong Kong (HKD) yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pelaku pasar kami perkirakan akan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pemerintah mentargetkan penerbitan lelang senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada kuartal II 2017, pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Berharga Negara melalui lelang senilai Rp138 triliun. Pada lelang sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp17 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp47,13 triliun. Adapun data cadangan devisa yang dirilis oleh Bank Indonesia menjadi katalis positif terhadap penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin, namun penguatan nilai rupiah tidak sejalan dengan penurunan imbal hasil Surat Utang Negara, dikarenakan masih terpengaruhnya imbal hasil Surat Utang Negara dengan data GDP yang di rilis pada akhir pecan kemarin. 
  • Sementara itu dari faktor eksternal, pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia masih akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hal tersebut menjadi katalis bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di negara berkembang termasuk Surat Utang Negara Indonesia, karena dengan pelemahan mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasil dari surat utang negara berkembang menjadi lebih menarik. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang Amerika kembali ditutup dengan kenaikan di tengah pelaku pasar. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 2,39% sementara itu untuk tenor 30 tahun ditutup turun pada kisaran 3,02%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan naik masing - masing di level 0,41% dan 1,14%. Hal tersebut kami perkirkan akan menyebabkan harga surat utang akan mengalami pergerakan yang terbatas pada perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga arah pegerakan harganya dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung terbatas dan kemungkinan akan bergerak mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi, Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor yang menginginkan untuk menempatkan dananya pada Surat Utang Negara dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah selain dapat memberlinya di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0066, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0031 untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek serta FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067 untuk tenor panjang.
  • Pada Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Batavia Prosperindo Finance Tahap II Tahun 2017 Dengan Tingkat Bunga Tetap pada tanggal 8 Mei 2017. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170811 (New Issuance), SPN12180511 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 9 Mei 2017.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group