Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

09 Maret 2017

Fixed Income Notes 09 Maret 2017

  • Stabilnya nilai tukar rupiah serta meningkatnya angka cadangan devisa masih menjadi katalis positif yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu, 8 Maret 2017.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4,5 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 3 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Suat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 4 - 6 bps dengan didoorng oleh adanya kenaiakn harga yang berkisar antara 20 - 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami penurunan sebesar 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 70 bps.
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang regional seiring dengan penguatan dollar Amerika jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting). Stabilnya nilai tukar rupiah tersebut tidak lepas dari data cadangan devisa di bulan Februari 2017 yang senilai US$119,9 miliar mengalami kenaikan sebesar US$3 miliar dibandingkan dengan posisi di akhir Januari 2017.
  • Selain itu, optimisme pelaku pasar terhadap prospek surat utang Indonesia setelah lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency (JCRA) merevisi prospek surat utang Indonesia dari stabil menjadi positif juga mendorong pelaku pasar untuk melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adanya revisi outlook dari stabil menjadi positif dari tiga lembaga pemeringkat, yaitu Fitch Ratings, Moody's dan JCRA meningkatkan optimisme dari pelaku pasar bahwa lembaga pemeringakt S&P juga akan melakukan revisi terhadap peringkat utang Indonesia, terutama dari sisi kenaikan peringkat menjadi layak investasi (investment grade).
  • Secara keseluruhan, aksi beli oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 3 bps untuk tenor 10 tahun, masing - masing sebesar 5 bps untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun serta sebesar 8 bps untuk tenor 15 tahun.
  • Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah masih berlanjutnya tren kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 2,620% dan 4,976%. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,011% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangn sebelumnya, yaitu senilai Rp12,07 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pelaku pasar cukup aktif melakukan transaksi perdagangan seiring dengan kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,34 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,49 triliun dari 141 kali transaksi di harga rata - rata 102,83% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,48 triliun dari 67 kali transaksi di harga rata - rata 103,88%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp800,85 miliar dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (ADMF03BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp95 miliar dari 1 kali transaksi di harga 101,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) senilai Rp90 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,165%.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13350,00 per dollar Amerika, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya setelah bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penguatan pada kisaran 13328,00 hingga 13357,00 per dollar Amerika. Nilai tukar rupiah bergerak stabil di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin, mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Ringgit Malaysia (MYR).
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan meskipun akan dibayangi oleh adanya aksi ambil untung oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi terhadap ekpektasi kenaikan peringkat utang Indonesia serta stabilnya nilai tukar rupiah yang didukung oleh meningkatnya angka cadangan devisa.
  • Hanya saja kenaikan harga tersebut akan dibatasi oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari surat utang global yang ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,56% sebagai respon pelaku pasar atas data penambahan tenaga kerja di sektor swasta di Amerika Serikat di bulan Februari 2017 yang mengalami peningakatan di atas estimasi analis, memberikan sinyal akan cukup baiknya data sektor tenaga kerja Amerika Serikat yang akan disampaikan pada hari Jum'at mendatang. Data sektor tenaga kerja menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuannya. Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 0,369% dan 1,216%. Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan tersebut kami perkirakan akan masih memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara telah memasuki tren kenaikan harga yang terlihat pada keseluruhn tenor, sehingga akan membuka peluang berlanjutnya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, kenaikan harga akan dibatasi oleh adanya sinyal jenuh beli (overbought) dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. Pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang setelah adanya tren kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan akan turut membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Kami merekomendasikan beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan seperti FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0053. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, seri yang dapat diakumualsi adalah FR0045, FR0050, FR0057, dan FR0067.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idA" terhadap Obligasi PT Mandala Multifinance Tbk yang akan jatuh tempo.
  • PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mendapatkan peringkat "idAAA" dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group