Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

09 Januari 2017

Fixed Income Notes 09 Januari 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at 6 Januari 2017 cenderung bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami penurunan imbal hasil jelang pengumuan data sektor tenaga kerja Amerika Serikat. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil masih masih dijumpai pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 6 bps.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 12 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) imbal hasilnya cenderung masih mengalami penurunan dengan perubahan yang berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat bergerak cukup bervariasi dengan mengalami perubahan berkisar atara 1 - 9 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 80 bps.
  • Harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih terlihat mengalami kenaikan untuk beberapa seri sehingga mendorong penurunan tingkat imbal hasilnya terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Kenaikan harga tersebut masih didorong oleh katalis dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada awal perdagangan seiring dengan pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang global.
  • Hanya saja beberapa seri Surat Utang Negara mengalami penurunan jelang berakhirnya sesi perdagangan didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) oleh inevestor mengantisipasi data sektor tenaga kerja Amerika yang disampaikan pada hari Jum'at waktu setempat. Hal tersebut menyebabkan imbal hasil beberapa Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami kenaikan akibat dari adanya koreksi harga tersebut.
  • Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi di akhir pekan telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,331% dan seri acuan dengan tenor 10 tahun yang kurang dari 1 bps di level 7,570%. Sementara itu imbal hasil dari seri acuan dngan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 7,798% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 8,041%.

 

  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga masih menunjukkan penurunan dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara seiring dengan membaiknya persepsi resiko. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing mengalami penurunan sebesar 4 bps dan 3 bps di level 2,629% dan 3,961% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan 20 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-47 terlihat mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,961% setelah mengalami kenaikan harga hingga 30 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp8,47 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp717,79 miliar. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,52 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 103,22% dan diikuti oleh perdagangan seri FR0073 senilai Rp1,01 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 105,94%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp525,7 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (BNLI01SBCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp80 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 101,66% dan diikuti oleh volume perdagangan  Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri B senilai Rp62 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,15%.
  • Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan ditutup melemah terbatas sebesar 5,00 pts (0,03%) di level 13371,00 setelah mengalami penguatan hampir pada keseluruhan sesi perdagangan. Bergerak pada kisaran 13323,00 hingga 13395,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Yuan China (CNY) yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Yen Jepang (JPY). Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB) menjadi mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika.
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional mengalami penguatan terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap sebagian besar mata uang global.

 

  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder berpeluang untuk mendapatkan tekanan seiring dengan koreksi harga yang terjadi pada surat utang global merespon data sektor tenaga kerja Amerika.
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,421% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik pada level 2,993% setelah data sektor tenaga kerja Amerika menunjukkan sinyal yang cukup bervariasi. Di bulan Desember 2016, tenaga kerja di laur sektor pertanian (Nonfarm Payrolls) mengalami peningkatan sebesar 15 ribu tenaga kerja, di bawah estimasi analis yang sebesar 175 ribu tenaga kerja serta di bawah pertumbuhan di bulan November 2016 yang sebesar 204 ribu tenaga kerja. Selain itu angka pengangguran di bulan Desember 2016 juga terlihat mengalami kenaikan di level 4,7% dari 4,6% di bulan November 2016. Hanya saja rata - rata upah stiap jam (Average Hourly Earnings) mengalami kenaikan sebesar 0,4% di atas estimasi analis yang tumbuh sebesar 0,3%.
  • Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup naik di level 0,296% dan 1,387%. Kenaikan imbal hasil surat utang global dan ditambah dengan kembali menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global kami perkirakan akan memberikan tekanan terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Kami perkirakan pelaku pasar akan memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).
  • Adapun secara teknikal harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan didukung oleh beberapa indikator teknikal. Hanya saja kami perkirakan tren kenaikan harga tersebut masih akan terbatas di tengah pelaku pasar yang masih akan menantikan pelantikan presiden Amerika Serikat yang diagendakan pada tanggal 20 Januari 2017. Sehingga harga Surat Utang Negara pada hari ini kami perkirakan akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga.
  • Rekomendasi : Dengan demikian kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0066, FR0032, FR0038, FR0069, FR0036, ORI013 dan FR0071. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang maupun investor yang mencari instrumen dengan likuiditas yang cukup besar di tahun 2017 beberapa pilihan yang cukup menarik diantaranya adalah seri FR0064, FR0071, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068 dan FR0072.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 11072017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012(reopening), PBS013 (reopening), dan PBS0124 (reopening) pada tanggal 10 Januari 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 10 Januari 2017. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan adalah senilai Rp6 triliun dimana lelang akan dibuka pada hari Selasa tanggal 10 Januari 2017 pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB.
  • Pada sepekan kedepan terdapat enam surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp4,68 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group