Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

08 September 2017

Fixed Income Notes 08 September 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 7 September 2017 kembali mengalami penurunan di tengah  menguatnya nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami penurunan yang lebih besar. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-3 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan  harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan mengalami penurunan pada perdagangan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang global yang cenderung bergerak mengalami penurunan di tengah berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Amerika dan Korea Utara serta pernyataan yang cenderung dovish dari pejabat The Fed Lael Brainard. Kondisi tersebut mendorong investor untuk melanjutkan akumulasinya terhadap instrumen lindung seperti mata uang yen dan menekan dollar Amerika pada perdagangan kemarin. Adapun pembelian Surat Utang Negara juga cukup tinggi terlihat dari volume perdagangan kemarin yang mencapai Rp14,28 triliun. 
  • Sehingga dengan adanya aksi pembelian oleh investor tersebut, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 6,105%. Adapun untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor tahun 10 tahun dan 15 tahun mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,539% dan 6,967%. Sedangkan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,152%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 2,068% dan 4,387%, adapun imbal hasil dari INDO-27 ditutup dengan penurunan sebesar 4 bps pada level 3,391% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 ditutup turun sebesar 1 bps pada level 4,400% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp14,28 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,95 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,40 triliun dari 61 kali transaksi di harga rata - rata 103,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,91 triliun dari 110 kali transaksi di harga rata - rata 102,87%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,39 triliun dari 49 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 20147 Seri B (BBRI02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp155 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,88% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I AKR Corporindo Tahap I Tahun 2017 Seri A (AKRA01ACN1) senilai Rp150 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,11%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat, sebesar 26,00 pts (0,19%) pada level 13307,00 per dollar Amerika setelah bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi pada kisaran 13305,00 hingga 13335,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon terhadap penyataan pejabat The Fed dan berlanjutnya ketegangan geopolitik. Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan. Terbatasnya pergerakan kami perkirakan didorong oleh pelaku pasar yang masih  mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur ECB serta data cadangan devisa Indonesia bulan Agustus 2017 pada hari ini. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,042% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,106% di tengah pelaku pasar yang masih memburu instrumen lindung nilai. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,301%, sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik pada level 1,158% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,013%. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek masih akan mengalami kenaikan terlihat dari harga Surat Utang Negara yang masih mengalami tren kenaikan. Namun investor juga harus mencermati bahwa harga Surat Utang Negara sudah berada di area jenuh beli (overbought) sehingga akan membatasi kenaikan harga Surat Utang Negara didorong oleh aksi ambil untung oleh pelaku pasar. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0053, FR0069, FR0070, FR0071, ORI013, FR0065, dan FR0068. 
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 13032018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 12 September 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group