Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

08 September 2016

Fixed Income Notes 08 September 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 7 September 2016 bergerak berfluktuasi ditengah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan arah perubahan yang bervariasi pada keseluruhan tenor.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga yang terbatas berkisar antara 2 - 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 1 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang sebesar 3 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga mengalami perubahan sebesar 1 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 15 bps.
 
  • Harga Surat Utang Negara pada awal perdagangan sempat mengalami kenaikan pada awal perdagangan didorong oleh faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Namun demikian, setelah didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) oleh investor, harga Surat Utang Negara mengalami koreksi sehingga kembali mendekati level penutupan sebelumnya dan beberapa seri terlihat ditutup di bawah level penutupan sebelumnya. Minimnya katalis pada perdagangan kemarin menyebabkan investor cenderung untuk melakukan trading jangka pendek.
 
  • Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tenro 5 tahun sebesar 1 bps di level 6,596%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun terlihat mengalami kenaikan imbal hasil yang kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,856%; 7,199% dan 7,302%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan yang cukup besar yang terjadi pada hampir keseluruhan tenor dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Kembali turunnya angka CDS yang mencerminkan membaiknya persepsi resiko serta tren penurunan imbal hasil surat utang global mendorong investor untuk kembali melakukan pembelian Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 2 bps pada level 2,127% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 9 bps pada level 3,243% didorong oleh kenaikan harga yang sebesar 80 bps dan imbal hasil dari INDO-46 yang ditutup turun sebesar 5 bps pada level 4,309% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 100 bps.
     
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,28 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya. Adapun volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan pada perdagangan tercatat sebesar Rp2,76 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 masih menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,22 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 106,84% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,57%. 
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,40 triliun dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap I Tahun 2016 Seri B (SANF02BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 6 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idAA-" dan akan jatuh tempo pada 9 Juni 2019 tersebut diperdagangkan pada level 100,00% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 8,99%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan penguatan seiring dengan penguatan mata uang regioanl terhadap dollar Amerika setelah data sektor jasa di Amerika tumbuh di bawah perkiraan, memudarkan ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate di bulan September 2016. Rupiah ditutup menguat sebesar 42,00 pts (0,32%) pada level 13085,00 per dollar Amerika setelah sepanjang sesi perdagangan bergerak pada kisaran 13042,00 hingga 13119,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebutsejalan dengan tren penguatan mata uang regional dimana penguatan tersebut dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) serta diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Ringgit Malaysia (MYR).
     
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak berfluktuasi dengan adanya peluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh meningkatnya cadangan devisa. Menjelang berakhirnya sesi perdagangan kemarin, Bank Indonesia menyampaikan bahwa nagka cadangan devisa di bulan Agustus 2016 senilai US$113,5 miliar. Posisi cadangan devisa di bulan Agustus 2016 lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2016 yang sebesar US$111,4 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan cadangan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas, yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Bank Indonesia menyatakan bahwa cadangan devisa per akhir Agustus 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,7 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Kami perkirakan dengan peningkatan cadangan devisa tersebut, Bank Indonesia akan mampu untuk meredam gejolak di pasar valuta apabila Bank Sentral Amerika menikkan suku bunga acuannya.
 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang global pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 1,537% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,535%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup turun pada level -0,12% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,112% dan imbal hasil surat utang Jepang juga ditutup turun pada level -0,054% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,023%.
 
  • Rekomendasi : Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan sehingga dalam jangka pendek masih terbuka peluang untuk mengalami kenaikam. Hanya saja menjelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) di tanggal 21- 22 September mendatang, harga Surat Utang Negara masih akan bergerak berfluktuasi sebagai respon atas data - data ekonomi Amerika yang akan dirilis jelang pelaksanaan FOMC Meeting. Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan pada seri FR0052, FR0054, FR0058, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0067.
     
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAA-" terhadap peringkat PT Mitra Adiperkasa Tbk serta merevisi prospeknya menjadi stabil.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group