Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

08 November 2017

Fixed Income Notes 08 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 7 November 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan merespon data cadangan devisa Oktober 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan penurunan imbal hasil terjadi pada tenor pendek sedangkan tenor panjang (di atas 19 tahun) cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 5 bps yang didoorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data cadangan devisa di akhir Oktober 2017. Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2017 tercatat sebesar US$126,55 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir September 2017 yang sebesar US$129,4 miliar. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Disamping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan calas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk. Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Hal tersebut didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang tetap positif, kinerja ekspor yang membaik, dan perkembangan pasar keuangan global yang kondusif. 
  • Pelaku pasar masih merespon positif terhadap data cadangan devisa tersebut, karena dengan posisi cadangan devisa tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dengan posisi cadangan devisa tersebut, cukup untuk membiayai 8,6 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun sebesar 2 bps masing - masing pada tenor 5 tahun di level 6,267%, tenor 10 tahun di level 6,615%, dan tenor 20 tahun di level 7,271%. Adapun untuk tenor 15 tahun turun sebesar 3 bps di level 7,064%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami kenaikan ditengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,227% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps. Adapun INDO-27 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps di level 3,580% setelah mengalami koreksi harga sebesar 8 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 ditutup naik sebesar 1,5 bps  masing - masing di level 4,418% dan 4,470% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp15,23 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp7,72 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,24 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 102,92% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,93 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 103,27%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp898,3 miliar dari 54 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastruktur Tahap III Tahun 2017 (TBIG02CN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp125 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) senilai Rp104 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,08%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 9,00 pts (0,06%) pada level 13515,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13493,00 hingga 13519,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut ditengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). Sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW), Dollar Taiwan (TWD), dan Rupiah Indonesia (IDR) mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh masih tingginya cadangan devisa serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Masih tingginya cadangan devisa di bulan Fabruari 2017 masih akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Adapun kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami penurunan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,316 dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,320%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan, masing - masing di level 0,329% dan 1,234%. Pergerakan surat utang global yang mengalami penurunan kami perkirakan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara hari ini dengan denominasi mata uang dollar. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dengan adanya sinyal tren kenaikan harga, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0061, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, dan FR0068. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,50 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 08052018 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 November 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group