Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

08 Mei 2017

Fixed Income Notes 08 Mei 2017

  • Penurunan tingkat konsumsi serta tingkat pertumbuhan produk domestik bruto pada kuartal I dibawah ekpektasi mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jumat, 5 Mei 2017.
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3 bps dengan kenaikan imbal hasil didapati pada keseluruhan tenor. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 5 bps yang didorong olah adanya koreksi harga yang berkisar antara 15 - 20 bps. Sementara itu keseluruhan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 50 bps.
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data produk domestik bruto kuartal I yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada akhir perdagangan pekan kemarin. Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi produk domestik bruto Indonesia pada kuartal I tercatat sebesar –0,34%, lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi pelaku pasar yang sebesar –0,29%. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan tingkat konsumsi masyarakat yang ditunjukan dari turunnya nilai inflasi (YoY) dari periode sebelumnya.
  • Pelaku pasar merespon terbatas terhadap data produk domestik produk tersebut, karena dengan posisi produk domestik bruto tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah peluang terjadinya penguatan dollar Amerika seiring dengan sinyal rencana Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan. Adapun di akhir pekan kemarin, Bank Sentral Amerika telah merilis data penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebesar 211 ribu atau mengalami peningkatan sebesar 62,55% dari periode sebelumnya serta membaiknya angka pengangguran Amerika Serikat menjadi 4,4%.
  • Secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun naik sebesar 4,5 bps di level 6,689% dan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 7,053%. Adapun untuk tenor 15 tahun naik sebesar 3,5 bps di level 7,474% dan untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4,5 bps di level 7,775% dengan didorong koreksi harga sebesar 50 bps.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang dunia. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 3 bps di level 2,497% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. INDO-27 mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 4,5 bps di level 3,837%. Adapun imbal hasil dari INDO-47 ditutup naik sebesar 4 bps di level 4,783% setelah mengalami koreksi harga sebesar 65 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,72 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,48 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 105,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp796,70 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 101,22%.
  •  Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp982,80 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN1) dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II Tahun 2017 Seri A (SIEXCL01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana keduanya ditransaksikan dengan volume transaksi senilai Rp235 miliar dari 4 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,04% untuk FIFA03ACN1 dan sebesar Rp108 miliar dari 3 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,00% untuk SIEXCL01ACN2.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan melemah terbatas yaitu di level 13330,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13322,00 hingga 13354,00 per dollar Amerika. Terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah sebagian besar mata uang regional bergerak melemah terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional, diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Ringgit Malaysia (MYR) sementara itu hanya mata uang Yen Jepang (JPY) yang mengalami penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Adapun dalam sepekan kemarin mata uang regional sebagian besar mata uang regional mengalami pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika, dimana hanya Won Korea Selatan (KRW), Dollar Taiwan (TWD), Peso Philippina (PHP), dan Ringgit Malaysia (MYR) yang mengalami penguatan terhadap mata uang dollar Amerika pada sepekan kemarin.
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami koreksi dengan masih didukung oleh penurunan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto dari yang di ekpektasikan pelaku pasar serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Adapun penguatan nilai dollar Amerika terhadap mata uang dunia disebabkan oleh membaiknya angka pengangguran dan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian.
  • Koreksi harga Surat Utang Negara masih akan berlanjut oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami kenaikan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,36% dari posisi penutupan sebelumnya di level 3,00%. Pelaku pasar juga masih mencermati data tenaga kerja Amerika Serikat yang disampaikan pada akhir pekan kemarin. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penguatan, masing - masing di level 0,41% dan 1,11%.
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai menjauhi area jenuh belinya (overbought) namun dengan adanya sinyal perubahan tren pergerakan harga dari tren kenaikan menjadi penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan untuk seluruh tenor.
  • Rekomendasi, Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan dan kembali masuk setelah tekanan jual mereda. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0066, FR0069, FR0036, FR0031, FR0053, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067
  •  Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170811 (New Issuance), SPN12180511 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0072 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 9 Mei 2017.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga seri surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp714 miliar.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group