Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

08 Maret 2017

Fixed Income Notes 08 Maret 2017

  • Kenaikan cadangan devisa mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 7 Maret 2017.
  • Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 10 - 19 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps yang didoorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 5 - 50 bps.
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data cadangan devisa di akhir Februari 2017. Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2017 tercatat sebesar US$119,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2017 yang sebesar US$116,9 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
  • Pelaku pasar merespon positif terhadap data cadangan devisa tersebut, karena dengan posisi cadangan devisa tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah peluang terjadinya penguatan dollar Amerika seiring dengan rencana Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan. Dengan posisi cadangan devisa tersebut, cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun turun sebesar 2 bps di level 7,194% dan tenor 10 tahun turun sebesar 4 bps di level 7,413%. Adapun untuk tenor 15 tahun turun sebesar 1 bps di level 7,778% dan untuk tenor 20 tahun turun sebesar 4 bps di level 7,995%.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury di tengah menguatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps masing - masing di level 2,610% dan 3,976% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps dan 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 ditutup naik sebesar 2 bps di level 4,965% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,99 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,57 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp880 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 99,13% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp867,37 miliar dari 76 kali transaksi di harga rata - rata 102,45%.
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp294,20 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 (PNBN04SB) dan Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap I Tahun 2016 Seri B (SANF02BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana keduanya ditarnsaksikan dengan volume transaksi senilai Rp35 miliar dari 7 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 101,54% untuk PNBN04SB dan sebesar 99,70% untuk SANF02BCN1.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan yaitu di level 13350,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13340,00 hingga 13355,00 per dollar Amerika. Terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional, sementara itu mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh kenaikan cadangan devisa serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
  • Kenaikan cadangan devisa di bulan Fabruari 2017 masih akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.
  • Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara masih akan dibatasi oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami kenaikan jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,52% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,50%. Pelaku pasar juga masih akan mencermati data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan disampaikan pada hari Jum'at waktu setempat. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru mengalami penurunan, masing - masing di level 0,319% dan 1,191% di tengah melemahnya pasar saham di Uni Eropa di tengah ketidakpastian politik di kawasan tersebut mendorong investor untuk masuk pada aset yang lebih aman.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi dengan adanya sinyal tren kenaikan harga pada beberapa seri, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Hanya saja pelaku pasar juga perlu mewaspadai terjadinya aksi ambil untung oleh investor, dikarenakan beberapa  seri Surat Utang Negara telah mendekati area jenuh beli (overbought) terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri FR0069, FR0036, ORI013, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073 dan FR0058.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp6,1 triliun dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08092017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group